Showing posts with label Teknika. Show all posts
Showing posts with label Teknika. Show all posts

Fungsi Liferaft Adalah

liferaft merupakan rakit penolong yang dapat mengembang dengan sendirinya ketika di rilis kelaut

Rakit Penolong ( liferaft )

Digunakan  uantuk mengapungkan orang pada saat terjadi keadaan darurat di atas kapal

Secara teori, Liferaft diharuskan untuk membuka dan mengembang sendiri setelah dijatuhkan ke permukaan air laut. Adapun Ketinggian yang dibutuhkan agar Liferaft dapat terbuka sempurna adalah 15 meter dari permukaan air laut, atau standar ketinggian pada deck kapal. Umumnya satu Liferaft dapat dimuati 4 sampai 8 penumpang.

Hydrostatic Release Unit (HRU)

Merupakan komponen pada liferaft yang digunakan untuk mengembangkan liferaft secara otomatis saat liferaft berada 4 meter di bawah permukaan air laut. HRU ada yang bertipe sekali pakai ( perlu diganti setiap 2-4 tahun), atau tidak terbatas (perlu dilakukan pengecekan berkala).

Jenis-Jenis Liferaft 

Dalam SOLAS 1974 bab III, rakit penolong dibedakan menjadi 2 jenis berikut ini penjelasannya:

Rakit Penolong Yang Dikembangkan (inflatable liferaft) 

Yaitu rakit penolong yang disimpan dalam bentuk terlipat dan dikembangkan pada saat digunakan  / diturunkan ke laut.

Persyaratan rakit penolong yang dikembangkan:
  1. Setiap rakit jenis ini dibangun sedemikian rupa sehingga waktu mengembangkan penuh dan terapung dengan penutup diatas, akan tetap stabil selama pelayaran. 
  2. Setiap rakit jenis ini harus juga dibangun sedemikian rupa apabila dijatuhkan pada ketinggian 18 meter, rakit maupun perlengkapanya tidak rusak. Apabila rakit ditempatkan pada kapal pada ketinggian 18 meter dari permukaan laut atau lebih.
  3. Konstruksi rakit tersebut harus mempunyai tutup yang akan secara otomatis terpasang ditempatnya pada saat rakit mengembung.
  4. Rakit penolong harus dilengkapi dengan tali keselamatan yang terikat keliling pada bagian dalam.
  5. Rakit penolong harus dapat ditegakkan dengan baik oleh satu orang bila mengembung dalam keadaan terbaik.
  6. Rakit penolong harus mudah digunakan untuk di naiki.
  7. Rakit penolong harus tersimpang dalam kotak (koper) atau tempat lainya dan dibangun sedemikian rupa untuk dapat menahan kuatnya keadaan laut. Rakit penolong dalam kotaknya harus mempunyai daya apung cadangan.
  8. Total berat rakit penolong dengan kotaknya atau kopernya dengan perlengkapanya tidak akan lebih dari 180 kilogram.

Rakit Penolong Tegar / Kaku (rigid liferaft)

Yaitu rakit penolong yang berkembang dalam penyimpananya dan siap digunakan seitiap saat diperlukan.rakit penolong terbuat dari bahan goresan dan kenyal sehingga tidak mudah rusak oleh hentakan dan goncangan. 

Kapasitas rakit penolong antara 8-40 orang tergantung dari luas lantai dasar dan daya apung yang dimiliki sesuai yang diatur pada SOLAS 1974 bab III (aturan 39 dan 40) dan tidak boleh kurang dari 6 orang. 

Rakit penolong dapat digunakan sebagai “survival draft”  yang baik terutama pada cuaca buruk dan berombak karena ia dirancang memiliki stabilitas yang lebih baik dan sekoci penolong. Konstruksinya yang lentur   (flexible) dan  lebih memungkinkan digunakan pada perairan yang berombak dan cuaca buruk.
 

Persyaratan Untuk Rakit Penolong (liferaft) 

  1. Setiap rakit penolong harus di bangun sedemikan rupa sehingga apabila diperlukan dari tempat penyimpananya di atas kapal, rakit maupun perlengkapanya tidak akan rusak. 
  2. Rakit penolong harus di lengkapi dengan penutup yang sesuai dengan ukuranya dengan warna yang kontras sehingga dapat melindungi penumpangnya terhadap kondisi laut.
  3. Daerah geladak tempat menyimpan rakit harus terlindung untuk pelayaranya
  4. Perlengkapanya rakit penolong harus tersimpan sedemikian rupa sehingga selalu siap digunakan bagaimana rakit penolong itu terapung. .
  5. Rakit penolong harus dilengkapi tali dan tali keselamatan yang terikat mengelilingi rakit. Tali keselamatan juga terikat keliling pada bagian dalam. 
  6. Rakit penolong harus dilengkapi dengan peralatan yang memudahkan untuk menaikkanya.
  7. Rakit penolong harus dilengkapi dengan peralatan yang mudah diikat.
  8. Rakit penolong harus ditempatkan pada tempat yang setiap saat dapat terapung sendiri.manakala kapal tenggelam. 


Cara Perawatan Rakit Penolong (Liferaft)

  1. Membersihkan kapsul tempat rakit penolong secara berkala.
  2. Mengadakan pengecekan tempat dudukan pada rakit penolong yang berkarat.
  3. Mengadakan perawatan dan memperhatikan masa berlaku dari hydrostatic release units dan peralatan yang ada didalam liferaft tersebut.

Pemeriksaan alat-alat keselamatan dikapal harus dilakukan secara periodik sesuai dengan “check list” yang telah disiapkan. Setiap peralatan keselamatan dikapal perlu dijaga dan dirawat sehingga pada saat terjadi keadaan darurat alat-alat tersebut dapat berfungsi sebagai mana mestinya. 

Perawatan yang dilakukan yaitu dengan memeriksa bagian-bagian dari alat keselamatan tersebut dan menganti bagian-bagian dari alat keselamatan tersebut dan mengganti bagian-bagian yang telah habis masa berlakunya.

Perawatan terhadap rakit penolong (liferaft) meliputi inspeksi dan pengecekan, hydrostatic release yang dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Persyaratan Sekoci (lifeboat) Dikapal

persyaran sebuah alat penolong lifeboat dikapal

Jenis-Jenis Alat-Alat Penolong

Alat-alat keselamatan adalah alat-alat penolong yang dipersiapkan diatas kapal untuk menyelamatkan para penumpang atau anak buah kapal dan para perwira kapal dan apabila kapal dalam keadaan darurat
Dalam SOLAS 1974 bab II, bahwa alat-alat penolong diatas kapal sebagai berikut :
  1. Sekoci penolong ( lifeboat ) 
  2. Rakit penolong ( liferaft )
  3. Pelampung penolong ( lifebuoy ) 
  4. Rompi penolong ( lifejacket )
  5. Alat-alat apung ( buoyant apparatus)
  6. Alat pelempar tali (line throwing apparatus)
  7. Isyarat tanda bahaya 

Fungsi Sekoci Penolong (life boat)

Adapun kegunaan dari alat-alat penolong tersebut diatas adalah sebagai berikut, Sekoci selain digunakan untuk menyelamatkan orang-orang dalam bahaya  juga digunakan untuk memimpin pesawat luput maut.

Persyaratan Untuk Sekoci (lifeboat)

Daya angkut sekoci yang diijinkan adalah sekoci yang daya angkutnya tidak lebih dari 150 orang dengan letak dan kondisi tempat duduk harus jelas diketahui.
  1. Sekoci penolong untuk kapal penumpang harus dapat naik turunkan berulang-ulang dengan beban penuh.
  2. Sekoci untuk penolong untuk kapal barang harus dapat diturunkan dalam waktu tidak lebih dari 3 menit, dan harus dapat di turunkan berulang- ulang. 
  3. Sekoci harus memiliki tangga embarkasi.
  4. Sekoci harus dirancang sedemikian rupa sehingga orang yang sakit (tidak berdaya) dapat dinaikkan sekoci dengan aman. 
  5. Lantai dan injakan sekoci harus dibuat tidak licin.
  6. Tulisan-tulisan pada badan sekoci penolong: Nama kapal, Nama pelabuhan induk, Kapasitas sekoci penolong, Ukuran-ukuran sekoci, Nomor sekoci.
  7. Syarat penyimpanan sekoci.
  8. Jauh dari haluan dan buritan kapal.
Menurut buku personal Survival Technique persyaratan untuk alat-alat    penolong yaitu :
  1. Di buat dari bahan yang tepat oleh orang yang ahli. 
  2. Harus tahan pada suhu – 30°C sampai dengan + 65°C.
  3. Harus di beri warna yang menjolok. 
  4. Dilengkapi dengan bahan yang dapat memantulkan cahaya.
  5. Dapat dioperasikan dengan mudah dan baik dalam kondisi laut.
  6. Diberi tanda masa berlakunya dengan jelas.
Biasa diturunkan seketika dalam keadaan kapal kosong, kapal miring 15 dari sisi yang tinggi.
Cara perawatan dan inspeksi menyeluruh pada sekoci harus dilaksanakan secara rutin dan biasa pengecekan keseluruhan pada sekoci dilakukan pada saat pelaksanaan latihan sekoci dan apabila ada bagian sekoci yang tidak bisa diperbaiki oleh pihak kapal, maka harus di laporkan ke perusahaan.

Komponen Utama Sistem Inert Gas

komponen utama inert gas

Komponen-komponen Utama Sistem Inert Gas

Dalam merencanakan dan meletakkan alat-alat komponen utama inert gas diatas kapal yang pertama-tama diperhatikan adalah daerah-daerah berbahaya atau hazardous yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran, seperti ruang pompa muat dan tanki tanki muat dan non hazardous yaitu daerah tidak berbahaya yang meliputi ruangan selain tanki muat dan ruangan pompa.
Adapun tujuan dari pembagian seperti yang tersebut diatas adalah untuk menghindari alat-alat tersebut  salah tempat yang dapat membahayakan misalnya terjadi kebocoran, sehingga yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem apalagi yang menyangkut keselamatan maka sistem tersebut harus
  1. Simplicity (sederhana dan tidak rumit)
  2. Reability (dapat berfungsi dengan baik dan sempurna)
  3. Maintainability (mudah untuk perbaikan dan perawatan)

Komponenen-komponen Utama Dalam inert Gas 

1.Generator gas lembam 

Generator gas lembam merupakan suatu alat yang ditempatkan di engine room berfungsi menghasilkan gas lembam yang berasal dari gas hasil pembakaran boiler.

“ Inert Gas di kapal tanker dihasilkan oleh sebuah alat yang disebut generator gas lembam dan dipasang diatas kapal sebanyak 1 set dengan kapasitas 4500 Nm3 / jam. 3)”

Alasan utama menggunakan generator gas lembam antara lain karma alat tersebut telah dirancang dalam satu konstruksi dengan tipe vertikal dimana gas lembam yang diproduksi langsung didinginkan dan dibersihkan dari sulphur dan kotoran-kotoran lainnya. 

Didalam generator gas lembam tersebut  terdapat:

a. Inert gas scrubber

Inert as scrubber ini berada dalam satu konstruksi dengan generator gas lembam. Fungsi utama scrubber ini adalah membersihkan gas hasil pembakaran pada generator gas lembam dengan cara mengeluarkan gas sulfur  oksida dan parikel partikel padat sampai 90 % dan alat ini dirancang untuk mendinginkan gas untuk dijadikan inert gas sampai 30c- 50c diatas temperatur air laut.

Scrubber yang baik terbuat dari midle stell dan daerah yang material bahan karat sesuai dengan pengaruh korosi gas (Gambar terlampir).

b. Demister

Fungsi utama alat ini adalah sebagai penyaring gas yang sudah dicuci dan didinginkan di scrubber, dimana masih ada sisa-sisa parikel dan air.  Demister berada satu konstruksi dengan generator gas lembam, dengan melalui demistor ini ± 96 % endapan atau partikel dan air dapat dikeluarkan. Konstruksi demister terbuat dari mild stell yang terdiri dari kipas berbentuk ring untuk menghisap masuk kemudian mengalirkan gas yang sudah bersih ke tangkki-tangki.

2. Blower gas lembam

Gas yang sudah bersih yaitu berasal dari scrubber dan demister dialirkan ke tanki-tanki muat oleh blower melalui instalasi pipa gas lembam, jadi fungsi dari pada blower adalah sebagai pompa pengantar gas lembam ke tanki muat. 

Blower untuk kapal tanker ini berjumlah dua buah, dengan kapasitas masing-masing 4500 m3/jam, pada sistem ini blower tersebut mampu mengalirkan gas lembam ketanki muat dengan kapasitas totalnya harus 125 %  dari kapasitas muat pompa, sesuai dengan ammendement SOLAS 1974, Regulation 62 part  F: 

“Sistem harus dapat menyediakan gas lembam pada skala penyaluran sekurang-kurangnya 125 persen dari kapasitas maksimum yang ditetapkan dari pompa-pompa muat”.

3. Deck Water Seal

Deck water seal berfungsi sebagai alat untuk mencegah aliran balik dari gas hydrocarbon yang mudah terbakar dari tanki muat ke-kamar mesin atau daerah-daerah yang seharusnya bebas gas dimana alat-alat gas lembam terpasang, terutama jika pemakain gas lembam dihentikan untuk sementara. 

Jika gas lembam dialirkan kedalam tanki muat maka gas lembam tersebut akan melalui air secara bergelembung dan seballiknya kalau ada tekanan balik dari tanki muat maka air akan tertekan dan menyumbat tabung gas sehingga gas hydrocarbon dapat dicegah mengalir ke daerah kamar mesin. 

Ada beberapa macam konstruksi dari deck water seal antara lain :
  1. Wet Type
  2. Semi Dry Type
  3. Dry Type
Dari ketiga Deck Water Seal yang dipakai di kapal tanker adalah Wet Type karena lebih aman dan praktis. Karena terdiri dari saluran gas yang berbentuk U terpasang bersama  Water Reservoir (tanki air). 

Jika inert gas tidak dialirkan ke tanki serta tidak mengalami  Back Pressure dari dalam tanki maka permukaan air dalam tanki akan sama tinggi, kalau inert gas dialirkan ke tanki muat maka Inert gas tersebut akan melalui air secara bergelembung dan sebaliknya kalau ada tekanan balik  (Back flow) dari tanki muat maka air akan tertekan dan menyumbat tabung gas (duck) sehingga gas hydrocarbon tidak dapat mengalir kedaerah kamar mesin. 

Deck Water seal terbuat dari Mild Stell dan daerah yang digenangi air dilapisi dengan anti karat atau Epoxy, untuk kapal -kapal yang berlayar kedaerah dingin alat ini dilengkapai dengan heating coil (pemanas) untuk mencegah pembekuan air dalam Deck Water seal.

Air yang terdapat dalam Deck Seal harus dipertahankan tinggi permukaanya, guna mempertahankan ketinggian air yang dialirkan secara terus menerus dengan pompa tersendiri yang beroperasi selama 24 jam. 

Hal ini sangat penting dalam mencegah adanya gas hdrocarbon yang mudah terbakar mengalir kembali kekamar mesin, sebab itu dipasang tempat melihat permukaan air (Sight Glass), dan harus selalu dalam keadaan bersih serta harus terbuat dari bahan yang tahan dengan benturan.

4. Mast Riser

Fungsi utama dari mast riser adalah sebagai tempat memasang katup pengaman dan juga berfungsi sebagai pembuang gas terutama pada proses pemuatan dan pembebasan gas yang biasa disebut katup gas lembam, katup ini harus dibuka kalau instlasi gas lembam tidak bekerja untuk mencegah kemungkinan kebocoran gas yang disebabkan oleh tekanan yang semakin tinggi dalam tanki melalui P / V Valve dan valve ini harus tahan api dan tahan karat yang disebabkan oleh gas- gas hydrocarbon (Gambar terlampir).


ALAT-ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KAPAL

ALAT-ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KAPAL

Setiap kapal yang berlayar harus dilengkapi dengan alat-alat pemadam kebakaran  yang sesuai dengan peraturan pelayaran. Sebelum kapal meninggalkan pelabuhan dan setiap saat selama dalam pelayaran, semua alat-alat pemadam kebakaran dan perlengkapannya harus dapat dipastikan dalam keadaan bekerja dengan baik dan dapat dengan cepat siap dipergunakan.

Macam-macam alat pemadam kebakaran yang terdapat di atas kapal di dikelompokkan menjadi duan jenis yaitu alat pemadam kebakaran tetap dan alat pemadam kebakaran yang bisa di bawa.  

1.Alat-alat pemdam kebakaran tetap

  1. Instalasi pompa pemadam kebakaran
  2. Instalasi splingkler
  3. Instalasi CO2
  4. Instalasi busa pemadam
  5. Instalasi uap

2.Alat-alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa (jinjing)

  1. Botol api soda Acid
  2. Botol api foam
  3. Botol api gas asam
  4. Botol api poeder
  5. Botol api tetra

apar merupakan alat pemadam api yang bisa di bawa atau di jinjing ketika terjadi kebakaran di kapal


EMERGENCY EQUIPMENT (PERELENGKAPAN EMERGENCY)

Dilansir dari modul Advance Fire Fighting. Perlengkapan emergency disimpan di dalam locker yang harus setiap saat dapat diambil bila diperlukan. Jika locker tersebut dikunci, kunci harus ditempatkan pada tempat penyimpanan yang aman, digantung didinding. Tempat penyimpanan tersebut biasanya lemari dinding kecil berkaca dan tersedia palu (Hammer) untuk memecahkan kaca tersebut bilamana terjadi keadaan darurat.

a.Fireman’s out fitt (perlengkap dan regu pemadam kebakaran) 

Fireman’s out fitt  (perlengkapan regu pemadam kebakaran) merupaka perlengkapan yang digunakan oleh kru kapal yang pada saat terjadi kebakaran diatas akapal, perlengkapan tersebut terdiri dari:

  1. Sepatu (boats)
  2. Sarung tangan (gloves)
  3. Topi (halmet)
  4. Pakaian pelindung (outler protective clothing)
  5. Breathing apparatus yang terdiri sendiri (SCBA)
  6. Tali penyelamat (life line)
  7. Senter kedap (approved flash light) atau lampu keselamatan (flame savety lamp)
  8. Kampak kebakaran (fire axe)

Note: Sepatu dan sarung tangan harus terbuat dari karet atau yang sejenis tidak sebagai material penghantar listrik (non conducting)


b.Baju Tahan Panas (pnoximity suit)

Baju tahan panas terdiri dari :
  1. Baju yang menutup seluruh tubuh
  2. Pelindung kepala sampai bahu dan bagian depan dada atas. Pelindung kepala dilengkapi kacamata transparan yang tahan terhadap refleksi panas.
  3. Sarung tangan tebal
  4. Sepatu boat khusus

c.Baju tahan api (entry suit)

Baju Tahan Api merupakan Baju Pemadam Kebakaran yang terbuat dari bahan tahan api Aluminium Foil tebal yang digunakan dalam Pemadaman Kebakaran yang dilengkapi dengan Penutup Kepala berlapis Kaca Bening, Baju tahan api Terdiri dari:
  1. Sepatu
  2. Celana 
  3. Pakaian
  4. Pelindung kepala
  5. Tabung Oksigen
  6. Sarung Tangan

entry suit merupakan baju yg digunakan untuk pemadaman kekabakaran di kapal


PROSEDUR PEMADAMAN KEBAKARAN DI KAPAL

PROSEDUR PEMADAMAN KEBAKARAN DI KAPAL

PROSEDUR PEMADAMAN KEBAKARAN DI KAPAL

Kapal merupakan tempat yang sangat mudah terbakar itu di sebapkan karena muatan kapal, bagian mesin yang mudah terbakar. Berikut ini merupakan prosedur dalam menangani keadaan darurat pada kebakaran di kapal:
  1. Membunyikan sirine bahaya kebakaran yaitu satu pendek satu panjang secara terus menerus.
  2. Regu-regu pemadam kebakaran yang bersangkutan siap dan mengetahui lokasi kebakaran.
  3. Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis, pintu kedap air ditutup.
  4. Lampu-lampu di deck dinyalakan.
  5. Nakhoda diberitahu.
  6. Kamar mesin diberi tahu.
  7. Posisi kapal tersedia ruang radio dan diperbaharui jika ada perubahan.


PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Dilansir dari buku Prosedur Darurat dan Sar ANT III Politeknik Ilmu Pelayaran. Makmur Syam. Mpd. Mengatakan bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penanggulangan kebakaran adalah :

a.Pengaruh Angin.

Kekuatan angin dan arah berhembusnya dapat dipakai sebagai pedoman dalam menentukan arah dan menjalarnya api dan usaha pemadaman tidak dibenarkan melawan angin. Hal ini dapat berbahaya karena akan terhalang oleh asap dan dapat menjadi korban jilatan api.

b.Warna asap kebakaran

Benda-benda yang terbakar kadang tidak dikenali karena terhalang oleh asap yang ditimbulkan, namun dengan melihat warna asap dapat diperkirakan jenis benda yang terbakar.

c.Lokasi kebakaran.

Usaha pemadaman harus memperhatikan lokasi pemadaman. Apakah kebakaran tersebut terjadi dikamar mesin atau ditempat manapun haruslah dijaga agar usaha pemadaman jangan sampai mengakibatkan kerugian yang lebih besar.

c.Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi.

Setiap usaha pemadaman kebakaran harus dapat memperhatikan fakta keselamatan, baik keselamatan petugas itu sendiri maupun keselamatan korban terutama dikapal penumpang, anak-anak, wanita ataupun orang berusia lanjut perlu diselamatkan.

Tata Cara Pemadam Kebakaran Di Kapal

Kebakaran merupakan salah satu jenis keadaan darurat diatas kapal yang sulit diatasi. Berdasarkan jenis produk yang diangkut, material-material yang terdapat diatas kapal, bentuk kapal, kelengkapan peralatan pemadam, kesiapan peralatan dan regunya sangat mempunyai andil besar dalam keberhasilan kebakaran.
Untuk dapat bertindak cepar dan tepat, diperlukan pengetahuan cara-cara pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang cukup dengan mengetahui melalui teori api dan cara penggunaan peralatan pemadam serta mengetahui tugas saat terjadi kebakaran maka penanggulangan kebakaran di atas kapal dapat diatasi dengan cepat dan tepat.

Teknik dan Taktik Pemadaman

Setiap usaha pemadaman kebakaran bertujuan agar nyala api kebakaran dapat dipadamkan dengan cepat, serta korban maupun kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka usaha pemadaman memerlukan teknik yang tepat.

1.Teknik Pemadaman Kebakaran 

Merupakan kemampuan untuk mempergunakan alat dan perlengkapan pemadam kebakaran dengan sebaik-baiknya.
  • Penyerangan api secara langsung (Direct Attack) Regu pemadam maju melewati area kebakaran dan langsung melakukan penyemprotan media ke pangkal api.
  • Penyerangan api tidak langsung (Indirect Attack) Hal ini dilakukan jika tidak memungkan ada regu pemadam yang mencapai pangkal api.

2.Taktik Pemadaman Kebakaran

Menganalisa situasi secara cepat yakni, mengetahui lokasi dan material yang merupakan sumber terjadinya kebakaran serta mencegah timbulnya rasa panic guna menghindari terjadinya kesimpang-siuran yang tentunya dapat menghambat proses pemadaman kebakaran.

KLASIFIKASI KEBAKARAN DI KAPAL

jenis-jenis kebakaran di kapal kalasifikasi api berdasarkan jenis bahan yang terbakar

KLASIFIKASI KEBAKARAN DI KAPAL

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai jenis api di kapal dan penyebap utama kebakaran diatas kapal Kebakaran timbul karena adanya reaksi berantai antara ketiga unsur secara cepat dan seimbang. Adapun unsur-unsur tersebut adalah :
  1. Bahan yang mudah terbakar.
  2. Zat asam (O2) yang cukup
  3. Suhu atau temperature yang cukup tinggi.
  4. Ketiga unsur inilah yang menjadi penyebab utama timbulnya Api yang merupakan bagian dari kebakaran. Jadi tanpa bersatunya ketiga unsur ini maka kebakaran tidak akan terjadi.

Penyebab Utama Kebakaran Diatas Kapal.

Kita tentu tidak menginginkan kebakaran diatas kapal tetapi bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja berikut ini merupakan Penyebab utama kebakaran diatas kapal disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
  1. Karena kelalain manusia.
  2. Adanya peristiwa alam
  3. Kurang memadainya alat-alat pemadam kebakaran.
  4. Kurangnya pengetahuan crew kapal dalam menggunakan alat-alat pemadam
Diantaranya beberapa faktor diatas penyebab utama kebakaran yang sering terjadi diatas kapal disebabkan oleh kelalaian manusia.


PENGKLASIFIKASIAN KEBAKARAN

Ada beberapa jenis api (kebakarn) diatas kapal yang di Klasifikasikan memnajdi beberapa jenis, Menurut modul Advance Fire Fighting Pemadam kebakaran tingkat lanjutan, badan diklat perhubungan (2000:21) mengatakan bahwa penggolongan kebakaran berdasarkan jenis yang terbakar dan media pemadam adalah bahan yang tepat untuk memadamkan kebakaran tersebut.

Mengenali jenis api diperlukan agar awak kapal tidak salah dalam mengambil tindakan untuk penggunaan jenis apar. Sebagai contoh, kebakaran di panel listrik atau mesin pompa listrik beraliran tidak dipadamkan dengan apar air.
Pengklasifikasian Kebakaran diatas kapal terbagi atas lima jenis api berdasarkan jenis bahan yang terbakar.

Dalam klasifikasi menurut NFPA (National Fire Protectioan Association) dari Amerika dan banyak dipakai atau dipedomani oleh banyak Negara terbagi atas lima berdasarkan bahan yang terbakar yaitu :
  1. Kelas A = benda padat (kain, kayu, kertas.)
  2. Kelas B = benda cair (minyak, oli, solar.)
  3. Kelas C = benda gas (elpiji, methane, prophane.)
  4. Kelas D = benda logam (aluminium, magnesium, seng. )
  5. Kelas E = elektrikal bertegangan (dinamo, motor listrik, panel listrik.)