Showing posts with label Nautika. Show all posts
Showing posts with label Nautika. Show all posts

Fungsi Liferaft Adalah

liferaft merupakan rakit penolong yang dapat mengembang dengan sendirinya ketika di rilis kelaut

Rakit Penolong ( liferaft )

Digunakan  uantuk mengapungkan orang pada saat terjadi keadaan darurat di atas kapal

Secara teori, Liferaft diharuskan untuk membuka dan mengembang sendiri setelah dijatuhkan ke permukaan air laut. Adapun Ketinggian yang dibutuhkan agar Liferaft dapat terbuka sempurna adalah 15 meter dari permukaan air laut, atau standar ketinggian pada deck kapal. Umumnya satu Liferaft dapat dimuati 4 sampai 8 penumpang.

Hydrostatic Release Unit (HRU)

Merupakan komponen pada liferaft yang digunakan untuk mengembangkan liferaft secara otomatis saat liferaft berada 4 meter di bawah permukaan air laut. HRU ada yang bertipe sekali pakai ( perlu diganti setiap 2-4 tahun), atau tidak terbatas (perlu dilakukan pengecekan berkala).

Jenis-Jenis Liferaft 

Dalam SOLAS 1974 bab III, rakit penolong dibedakan menjadi 2 jenis berikut ini penjelasannya:

Rakit Penolong Yang Dikembangkan (inflatable liferaft) 

Yaitu rakit penolong yang disimpan dalam bentuk terlipat dan dikembangkan pada saat digunakan  / diturunkan ke laut.

Persyaratan rakit penolong yang dikembangkan:
  1. Setiap rakit jenis ini dibangun sedemikian rupa sehingga waktu mengembangkan penuh dan terapung dengan penutup diatas, akan tetap stabil selama pelayaran. 
  2. Setiap rakit jenis ini harus juga dibangun sedemikian rupa apabila dijatuhkan pada ketinggian 18 meter, rakit maupun perlengkapanya tidak rusak. Apabila rakit ditempatkan pada kapal pada ketinggian 18 meter dari permukaan laut atau lebih.
  3. Konstruksi rakit tersebut harus mempunyai tutup yang akan secara otomatis terpasang ditempatnya pada saat rakit mengembung.
  4. Rakit penolong harus dilengkapi dengan tali keselamatan yang terikat keliling pada bagian dalam.
  5. Rakit penolong harus dapat ditegakkan dengan baik oleh satu orang bila mengembung dalam keadaan terbaik.
  6. Rakit penolong harus mudah digunakan untuk di naiki.
  7. Rakit penolong harus tersimpang dalam kotak (koper) atau tempat lainya dan dibangun sedemikian rupa untuk dapat menahan kuatnya keadaan laut. Rakit penolong dalam kotaknya harus mempunyai daya apung cadangan.
  8. Total berat rakit penolong dengan kotaknya atau kopernya dengan perlengkapanya tidak akan lebih dari 180 kilogram.

Rakit Penolong Tegar / Kaku (rigid liferaft)

Yaitu rakit penolong yang berkembang dalam penyimpananya dan siap digunakan seitiap saat diperlukan.rakit penolong terbuat dari bahan goresan dan kenyal sehingga tidak mudah rusak oleh hentakan dan goncangan. 

Kapasitas rakit penolong antara 8-40 orang tergantung dari luas lantai dasar dan daya apung yang dimiliki sesuai yang diatur pada SOLAS 1974 bab III (aturan 39 dan 40) dan tidak boleh kurang dari 6 orang. 

Rakit penolong dapat digunakan sebagai “survival draft”  yang baik terutama pada cuaca buruk dan berombak karena ia dirancang memiliki stabilitas yang lebih baik dan sekoci penolong. Konstruksinya yang lentur   (flexible) dan  lebih memungkinkan digunakan pada perairan yang berombak dan cuaca buruk.
 

Persyaratan Untuk Rakit Penolong (liferaft) 

  1. Setiap rakit penolong harus di bangun sedemikan rupa sehingga apabila diperlukan dari tempat penyimpananya di atas kapal, rakit maupun perlengkapanya tidak akan rusak. 
  2. Rakit penolong harus di lengkapi dengan penutup yang sesuai dengan ukuranya dengan warna yang kontras sehingga dapat melindungi penumpangnya terhadap kondisi laut.
  3. Daerah geladak tempat menyimpan rakit harus terlindung untuk pelayaranya
  4. Perlengkapanya rakit penolong harus tersimpan sedemikian rupa sehingga selalu siap digunakan bagaimana rakit penolong itu terapung. .
  5. Rakit penolong harus dilengkapi tali dan tali keselamatan yang terikat mengelilingi rakit. Tali keselamatan juga terikat keliling pada bagian dalam. 
  6. Rakit penolong harus dilengkapi dengan peralatan yang memudahkan untuk menaikkanya.
  7. Rakit penolong harus dilengkapi dengan peralatan yang mudah diikat.
  8. Rakit penolong harus ditempatkan pada tempat yang setiap saat dapat terapung sendiri.manakala kapal tenggelam. 


Cara Perawatan Rakit Penolong (Liferaft)

  1. Membersihkan kapsul tempat rakit penolong secara berkala.
  2. Mengadakan pengecekan tempat dudukan pada rakit penolong yang berkarat.
  3. Mengadakan perawatan dan memperhatikan masa berlaku dari hydrostatic release units dan peralatan yang ada didalam liferaft tersebut.

Pemeriksaan alat-alat keselamatan dikapal harus dilakukan secara periodik sesuai dengan “check list” yang telah disiapkan. Setiap peralatan keselamatan dikapal perlu dijaga dan dirawat sehingga pada saat terjadi keadaan darurat alat-alat tersebut dapat berfungsi sebagai mana mestinya. 

Perawatan yang dilakukan yaitu dengan memeriksa bagian-bagian dari alat keselamatan tersebut dan menganti bagian-bagian dari alat keselamatan tersebut dan mengganti bagian-bagian yang telah habis masa berlakunya.

Perawatan terhadap rakit penolong (liferaft) meliputi inspeksi dan pengecekan, hydrostatic release yang dilakukan setiap 3 bulan sekali.

Persyaratan Sekoci (lifeboat) Dikapal

persyaran sebuah alat penolong lifeboat dikapal

Jenis-Jenis Alat-Alat Penolong

Alat-alat keselamatan adalah alat-alat penolong yang dipersiapkan diatas kapal untuk menyelamatkan para penumpang atau anak buah kapal dan para perwira kapal dan apabila kapal dalam keadaan darurat
Dalam SOLAS 1974 bab II, bahwa alat-alat penolong diatas kapal sebagai berikut :
  1. Sekoci penolong ( lifeboat ) 
  2. Rakit penolong ( liferaft )
  3. Pelampung penolong ( lifebuoy ) 
  4. Rompi penolong ( lifejacket )
  5. Alat-alat apung ( buoyant apparatus)
  6. Alat pelempar tali (line throwing apparatus)
  7. Isyarat tanda bahaya 

Fungsi Sekoci Penolong (life boat)

Adapun kegunaan dari alat-alat penolong tersebut diatas adalah sebagai berikut, Sekoci selain digunakan untuk menyelamatkan orang-orang dalam bahaya  juga digunakan untuk memimpin pesawat luput maut.

Persyaratan Untuk Sekoci (lifeboat)

Daya angkut sekoci yang diijinkan adalah sekoci yang daya angkutnya tidak lebih dari 150 orang dengan letak dan kondisi tempat duduk harus jelas diketahui.
  1. Sekoci penolong untuk kapal penumpang harus dapat naik turunkan berulang-ulang dengan beban penuh.
  2. Sekoci untuk penolong untuk kapal barang harus dapat diturunkan dalam waktu tidak lebih dari 3 menit, dan harus dapat di turunkan berulang- ulang. 
  3. Sekoci harus memiliki tangga embarkasi.
  4. Sekoci harus dirancang sedemikian rupa sehingga orang yang sakit (tidak berdaya) dapat dinaikkan sekoci dengan aman. 
  5. Lantai dan injakan sekoci harus dibuat tidak licin.
  6. Tulisan-tulisan pada badan sekoci penolong: Nama kapal, Nama pelabuhan induk, Kapasitas sekoci penolong, Ukuran-ukuran sekoci, Nomor sekoci.
  7. Syarat penyimpanan sekoci.
  8. Jauh dari haluan dan buritan kapal.
Menurut buku personal Survival Technique persyaratan untuk alat-alat    penolong yaitu :
  1. Di buat dari bahan yang tepat oleh orang yang ahli. 
  2. Harus tahan pada suhu – 30°C sampai dengan + 65°C.
  3. Harus di beri warna yang menjolok. 
  4. Dilengkapi dengan bahan yang dapat memantulkan cahaya.
  5. Dapat dioperasikan dengan mudah dan baik dalam kondisi laut.
  6. Diberi tanda masa berlakunya dengan jelas.
Biasa diturunkan seketika dalam keadaan kapal kosong, kapal miring 15 dari sisi yang tinggi.
Cara perawatan dan inspeksi menyeluruh pada sekoci harus dilaksanakan secara rutin dan biasa pengecekan keseluruhan pada sekoci dilakukan pada saat pelaksanaan latihan sekoci dan apabila ada bagian sekoci yang tidak bisa diperbaiki oleh pihak kapal, maka harus di laporkan ke perusahaan.

Komponen Utama Sistem Inert Gas

komponen utama inert gas

Komponen-komponen Utama Sistem Inert Gas

Dalam merencanakan dan meletakkan alat-alat komponen utama inert gas diatas kapal yang pertama-tama diperhatikan adalah daerah-daerah berbahaya atau hazardous yang berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran, seperti ruang pompa muat dan tanki tanki muat dan non hazardous yaitu daerah tidak berbahaya yang meliputi ruangan selain tanki muat dan ruangan pompa.
Adapun tujuan dari pembagian seperti yang tersebut diatas adalah untuk menghindari alat-alat tersebut  salah tempat yang dapat membahayakan misalnya terjadi kebocoran, sehingga yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem apalagi yang menyangkut keselamatan maka sistem tersebut harus
  1. Simplicity (sederhana dan tidak rumit)
  2. Reability (dapat berfungsi dengan baik dan sempurna)
  3. Maintainability (mudah untuk perbaikan dan perawatan)

Komponenen-komponen Utama Dalam inert Gas 

1.Generator gas lembam 

Generator gas lembam merupakan suatu alat yang ditempatkan di engine room berfungsi menghasilkan gas lembam yang berasal dari gas hasil pembakaran boiler.

“ Inert Gas di kapal tanker dihasilkan oleh sebuah alat yang disebut generator gas lembam dan dipasang diatas kapal sebanyak 1 set dengan kapasitas 4500 Nm3 / jam. 3)”

Alasan utama menggunakan generator gas lembam antara lain karma alat tersebut telah dirancang dalam satu konstruksi dengan tipe vertikal dimana gas lembam yang diproduksi langsung didinginkan dan dibersihkan dari sulphur dan kotoran-kotoran lainnya. 

Didalam generator gas lembam tersebut  terdapat:

a. Inert gas scrubber

Inert as scrubber ini berada dalam satu konstruksi dengan generator gas lembam. Fungsi utama scrubber ini adalah membersihkan gas hasil pembakaran pada generator gas lembam dengan cara mengeluarkan gas sulfur  oksida dan parikel partikel padat sampai 90 % dan alat ini dirancang untuk mendinginkan gas untuk dijadikan inert gas sampai 30c- 50c diatas temperatur air laut.

Scrubber yang baik terbuat dari midle stell dan daerah yang material bahan karat sesuai dengan pengaruh korosi gas (Gambar terlampir).

b. Demister

Fungsi utama alat ini adalah sebagai penyaring gas yang sudah dicuci dan didinginkan di scrubber, dimana masih ada sisa-sisa parikel dan air.  Demister berada satu konstruksi dengan generator gas lembam, dengan melalui demistor ini ± 96 % endapan atau partikel dan air dapat dikeluarkan. Konstruksi demister terbuat dari mild stell yang terdiri dari kipas berbentuk ring untuk menghisap masuk kemudian mengalirkan gas yang sudah bersih ke tangkki-tangki.

2. Blower gas lembam

Gas yang sudah bersih yaitu berasal dari scrubber dan demister dialirkan ke tanki-tanki muat oleh blower melalui instalasi pipa gas lembam, jadi fungsi dari pada blower adalah sebagai pompa pengantar gas lembam ke tanki muat. 

Blower untuk kapal tanker ini berjumlah dua buah, dengan kapasitas masing-masing 4500 m3/jam, pada sistem ini blower tersebut mampu mengalirkan gas lembam ketanki muat dengan kapasitas totalnya harus 125 %  dari kapasitas muat pompa, sesuai dengan ammendement SOLAS 1974, Regulation 62 part  F: 

“Sistem harus dapat menyediakan gas lembam pada skala penyaluran sekurang-kurangnya 125 persen dari kapasitas maksimum yang ditetapkan dari pompa-pompa muat”.

3. Deck Water Seal

Deck water seal berfungsi sebagai alat untuk mencegah aliran balik dari gas hydrocarbon yang mudah terbakar dari tanki muat ke-kamar mesin atau daerah-daerah yang seharusnya bebas gas dimana alat-alat gas lembam terpasang, terutama jika pemakain gas lembam dihentikan untuk sementara. 

Jika gas lembam dialirkan kedalam tanki muat maka gas lembam tersebut akan melalui air secara bergelembung dan seballiknya kalau ada tekanan balik dari tanki muat maka air akan tertekan dan menyumbat tabung gas sehingga gas hydrocarbon dapat dicegah mengalir ke daerah kamar mesin. 

Ada beberapa macam konstruksi dari deck water seal antara lain :
  1. Wet Type
  2. Semi Dry Type
  3. Dry Type
Dari ketiga Deck Water Seal yang dipakai di kapal tanker adalah Wet Type karena lebih aman dan praktis. Karena terdiri dari saluran gas yang berbentuk U terpasang bersama  Water Reservoir (tanki air). 

Jika inert gas tidak dialirkan ke tanki serta tidak mengalami  Back Pressure dari dalam tanki maka permukaan air dalam tanki akan sama tinggi, kalau inert gas dialirkan ke tanki muat maka Inert gas tersebut akan melalui air secara bergelembung dan sebaliknya kalau ada tekanan balik  (Back flow) dari tanki muat maka air akan tertekan dan menyumbat tabung gas (duck) sehingga gas hydrocarbon tidak dapat mengalir kedaerah kamar mesin. 

Deck Water seal terbuat dari Mild Stell dan daerah yang digenangi air dilapisi dengan anti karat atau Epoxy, untuk kapal -kapal yang berlayar kedaerah dingin alat ini dilengkapai dengan heating coil (pemanas) untuk mencegah pembekuan air dalam Deck Water seal.

Air yang terdapat dalam Deck Seal harus dipertahankan tinggi permukaanya, guna mempertahankan ketinggian air yang dialirkan secara terus menerus dengan pompa tersendiri yang beroperasi selama 24 jam. 

Hal ini sangat penting dalam mencegah adanya gas hdrocarbon yang mudah terbakar mengalir kembali kekamar mesin, sebab itu dipasang tempat melihat permukaan air (Sight Glass), dan harus selalu dalam keadaan bersih serta harus terbuat dari bahan yang tahan dengan benturan.

4. Mast Riser

Fungsi utama dari mast riser adalah sebagai tempat memasang katup pengaman dan juga berfungsi sebagai pembuang gas terutama pada proses pemuatan dan pembebasan gas yang biasa disebut katup gas lembam, katup ini harus dibuka kalau instlasi gas lembam tidak bekerja untuk mencegah kemungkinan kebocoran gas yang disebabkan oleh tekanan yang semakin tinggi dalam tanki melalui P / V Valve dan valve ini harus tahan api dan tahan karat yang disebabkan oleh gas- gas hydrocarbon (Gambar terlampir).


Penggantian Atmosfir Tanki Kapal Tanker

Satu jam sebelum pembongkaran dilaksanakan, gas lembam harus disalurkan kedalam tanki untuk mencegah udara bebas yang masuk, deck master valve dibuka,  mast riser ditutup dan tekanan inert gas serta kadar oksigen yang masuk kedalam tanki tetap dikontrol agar kondisi tanki selalu dalam keadaan lembam dan untuk mempertahankan agar atmosfir dalam tanki tetap pada daerah non flammable area, agar membantu pemompaan muat karena tekanan positif dari gas lembam membantu muatan tertekan kebawah sehingga memudahkan bagi pompa muat untuk memompa minyak keluar dari tanki menuju darat.

Cara Memasukkan Gas Lembam | Kapal Tanker

Ada 3 jenis kegiatan yang dilakukan dalam proses penggantian udara dalam tanki yaitu :

  1. Inerting yaitu Kadar oksigen dalam tanki dikurangi dengan jalan memasukkan gas lembam kedalam tanki
  2. Purging  yaitu Mengurangi kadar hydrocarbon dalam tanki dengan memasukkan  gas lembam untuk mendesak keluar sisa-sisa gas hidrocarbon
  3. Gas freeing   adalah Dengan mengeluarkan campuran gas (gas lembam dan sisa hydrocarbon) dengan memasukkan udara segar (ventilasi).

Penggantian Atmosfir Tanki Kapal Tanker

Untuk penggantian atmosfir (gas) dalam tanki ada 2 cara yang bisa dilakukan yaitu:

  1. Dilution dengan cara mixing
  2. Displacement dengan proses penggantian  secara teratur (mendesak secara teratur gas keluar dari tanki)

Dilution (Dengan Cara Pencampuran)

Yang perlu diperhatikan dalam proses ini adalah inert gas yang dimasukkan kedalam tanki harus dengan kecepatan tinggi sehingga dapat mencapai dasar tanki untuk mendesak keluar gas hydrocarbon.

Dengan cara ini akan terjadi campuran gas  yang akhirnya campuran-campuran gas tersebut terdesak keluar dengan masuknya Inert gas yang lebih banyak.

Karena dengan tekanan yang kuat akan mempercepat proses pertukaran  atmosfir sehingga tanki cepat dalam kondisi yang lembam, dan sangat penting untuk memperhatikan kemampuan setiap instalasi yang menggunakan dillution ini untuk mencapai tingkat yang diperlukan dalam pergantian gas diseluruh bagian dalam tanki

Penggantian Atmosfir Tanki Kapal Tanker dengan cara Dilution (Dengan Cara Pencampuran)

Displasment

Gas lembam yang dimasukkan kedalam tanki muat dimasukkan secara vertikal sehingga gas yang lebih berat dalam tanki muat akan mendesak kedasar tanki, kemudian secara teratur keluar dari pipa sampai tanki muat terisi  semua dengan gas lembam. Cara ini memerlukan gas lembam yang lebih rendah untuk masuk kedalam tanki muat.
Penggantian Atmosfir Tanki Kapal Tanker dengan cara displasment


Proses Inert Gas Kedalam Tangki

Proses Inert Gas Kedalam Tangki

Proses Inert Gas Kedalam Tangki 

Ada 3 jenis proses inert gas yang sering dilakukan dalam proses penggantian udara dalam tanki kapal tanker yaitu:
  1. Proses inerting
  2. Proses Purging
  3. Proses Gas Free

Proses inerting

Sebelum muatan dialirkan kedalam tanki muat, terlebih dahulu dilakukan pencucian / pembersihan tanki karna pada pelayaran sebelumnya tanki-tanki muat tersebut kemungkinan diisi dengan jenis muatan yang berbeda dengan muatan  yang diangkut selanjutnya

Setelah proses pembersihan selesai dan telah di bebasgaskan, tanki muat harus dimasukkan lagi gas lembam.

Melalui cara displasment, tanki muat secara bergantian di inerting. Dalam pelaksanaan inerting katup pipa ventilasi dibuka  keudara bebas dan jika kadar oksigen sudah berada dibawah 5% katup-katup tersebut ditutup dan tekanan dalam tanki dinaikkan sehingga proses inerting berjalan dengan benar dan mempercepat tanki dalam kondisi lembam.

Kapasitas blower untuk menyuplay inert gas di kapal Tanker berjumlah dua buah dengan kapasitas 4500 m3 / jam yang disalurkan kedalam tanki muat. Selain itu dilakukan beberapa pengujian atau tes terhadap kualitas muatan yang akan diangkut. Jumlah pompa yang digunakan sebanyak 3 buah dengan kapasitas masing-masing  1.500 m3/jam, sehingga pompa tersebut digunakan untuk masing-masing muatan agar muatan tidak terkontaminasi.

Setelah diketahui volume muatan yang akan dimuat oleh tanki maka dapat diketahui waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tanki dengan menggunakan rumus umum dengan persamaan volume total dalam tanki dibagi rate perjam.

Proses Purging

Purging adalah memasukkan lagi gas lembam kedalam tanki untuk mendesak gas hydrocarbon keluar, ini dilaksanakan sebelum gas free pada tanki muat yang telah dicuci, kandungan gas hydrocarbon dalam tanki harus dikurangi dengan memasukkan Inert gas kedalam tanki yang sudah lembam.
 
“Ventilasi harus dibuka ke atmosfir sehingga kandungan hydrocarbon dapat dikurangi sampai dibawah 2 %, (diukur memakai gas indicator 5)).”  

Pengukuran ini harus  dilakukan dengan teliti dan beberapa kali untuk menyakini bahwa tanki cargo sudah dibawah batas LFL (Lower Flamamble limit).

Proses Gas Free

Pelaksanaan gas free dilakukan hanya pada tanki-tanki yang perlu untuk dimasuki guna pemeriksaan yang teliti dan pemeriksaan dalam tanki. Ini dilakukan dengan cara memasukkan udara segar dalam tanki (setelah gas hidrocarbon sudah dikeluarkan dengan cara purging) menggunakan portable blower atau cara mekanik sampai kadar oksigen dalam tanki kembali normal  yakini 21 % dan volume hydrocarbon dibawah 1 %, yang didapat melalui pengukuran menggunakan alat Gas indicator


jenis jenis peralatan navigasi kapal

berbagi alat navigasi kapal yang ada di anjungan digunakan untuk menunjang keselamatan pelayaran.

Peralatan Navigasi Kapal

Kapal membutuhkan alat navigasi utuk menentukan arah kapal sekarang ini telah banyak sekali peralatan navigasi kapal yang membuat pelayaran menjadi mudah dan terarah, berkat kemajuan teknologi di bidang navigasi kapal. 

Selain itu , pelaut sekarang ini dilatih untuk mengetahui fungsi dan cara pengoprasian dari semua peralatan navigasi modern yang utuk memastikan pelayaran menjadi lebih aman . Berikut Ini merupakan beberapa peralatan navigasi di atas kapal:

Gyro Compass

Alat navigasi ini digunakan untuk menemukan arah yang tepat. Gyro Compas tidak sama dengan kompas magnetik pada umumnya, kompas gyro tidak terpengaruh oleh medan magnet luar. Kompas ini digunakan untuk mencari arah Utara yang benar, dan juga sumbu rotasi bumi. Sistem repeater yang diharuskan ada dalam platform kemudi sebagai kemudi darurat .

Radar

Digunakan untuk menentukan jarak kapal dari sebua daratan, kapal lain , atau benda terapung disekitar kapal yang berada di lautan.

Magnetic Compass

Pekerjaan kompas magnetik erat hubungannya dengan sebuah medan magnet bumi. Compass ini digunakan untuk mendapatkan arah yang telah direncanakan untuk sebuah perjalanan pelayaran.

Auto Pilot 

Alat Navigasi yang satu ini merupakan kombinasi dari sistem hidrolik, mekanik, dan listrik. Auto pilot digunakan untuk mengontrol sistem kemudi sebuah kapal sesuai dengan arah yang telah di tentukan.

ARPA 

Radar Plotting Aid otomatis berfungsi untuk menampilkan posisi kapal dan posisi kapal lain yang berada di dekatnya. Radar ARPA menampilkan posisi kapal di sekitarnya  guna menghindari segala jenis tubrukan.

Otomatis Tracking Aid 

Hampir Sama seperti ARPA,  Alat ini merupakan bantuan pelacakan otomatis yang menampilkan informasi tentang target yang dilacak, dalam bentuk grafis dan numerik untuk menghasilkan tata letak yang direncanakan untuk  pelayaran yang aman.

Kecepatan & Jarak Log Perangkat

Perangkat navigasi yang satu ini digunakan untuk mengukur kecepatan dan jarak yang ditempuh oleh sebuah kapal dari set point. Dengan menghitung  ETA kapal dan diberikan kepada otoritas pelabuhan dan agen .

Echo Sounder 

Alat navigasi ini digunakan untuk mengukur kedalaman laut di bawah bagian bawah kapal dengan menggunakan gelombang suara .

Electronic Chart Display Information System

Meupakan alat yang fungsinya untuk memberikan informasi tentang navigasi kapal, tdak hanya itu ECDIS juga berfungsi untuk memback-up peralatan navigasi yang ada.
.

Automatic Identification System

Fungsi dari Perangkat ini yaitu secara otomatis mengirimkan Pesan AIS kesegala arah, Pesan yang dikirimkan berisi:
  1. Mobile Maritime System Identification (MMSI) atau ID Kapal
  2. Kecepatan Kapal
  3. Posisi Kapal, Arah Kemudi Kapal
Sehingga kapal lain di sekitar kapal tersebut yang sudah dilengkapi dengan perangkat AIS Transceiver dapat mengetahui secara terus menerus situasi lalulintas disekelilingnya yang ditampilkan pada layar monitor Electronic Chart Display Information System (ECDIS).
 

LRIT

Long Range Identification and Tracking of Ships (LRIT) Alat merupakan pendukung navigasi yang berfungsi untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan kapal dan juga wilayah dimana kapal sedang  berlayar

Rudder Angle Indicator 

Berfungsi untuk menunjukkan arah kemudi putar dan juga sudut putar kemudi kapal.

Voyage Data Recorder

VDR berfungsi untuk merekam data yang berkaitan dengan beberapa aktivitas navigasi di kapal. Data itu nantinya disimpan dalam Protective Data Capsule (PDC) Ada bebrapa hal yang terekam pada VDR, antara lain:
  1. Arah dan kecepatan angin
  2. Status kecepatan kapal
  3. Derajat haluan kapal
  4. Posisi lintang bujur kapal
  5. Radar
  6. Kondisi kedalaman laut
  7. Data kapal
  8. Informasi alarm
  9. Tampilan AIS kapal
  10. Status motor penggerak kapal baik saat berjalan maju, mundur ataupun berhenti.

GPS Receiver Global Positioning System 

GPS receiver merupakan sistem atau alat yang digunakan untuk menunjukkan lokasi sebuah kapal dengan bantuan dari satelit Global positioning di orbit bumi .

Suara  

Sistem ini diperlukan untuk kapal dengan tipe Bridge tertutup sepenuhnya . HSistem Suara ini memungkinkan petugas navigasi di dalam anjungan  untuk mendengarkan sinyal suara dari kapal lain.

Daylight Signaling Lamp 

Merupakan perangkat sinyal cahaya yang digunakan untuk mengirim signaling darurat pada siang hari siang hari.

Forecastle Bell 

Hal ini digunakan untuk menandai kehadiran kapal kabut atau cuaca buruk dan suara alarm dalam keadaan darurat apapun.

Record of navigation activities  

Semua kegiatan navigasi harus dicatat dan disimpan di atas kapal untuk referensi. Record of navigation activities  Ini wajib berada di anjungan dan merupakan buku log yang paling penting.

Kapal Flags  

Ada banyak jenis bendera di kapal dengan warna dan tanda-tanda yang berbeda, bendera ini digunakan untuk menunjukkan posisi kapal. Sinyal bendera telah dikenal dan juga digunakan sejak zaman kuno dan masih digunakan sampai sekrang pada semua kapal.

ALAT-ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KAPAL

ALAT-ALAT PEMADAM KEBAKARAN DI KAPAL

Setiap kapal yang berlayar harus dilengkapi dengan alat-alat pemadam kebakaran  yang sesuai dengan peraturan pelayaran. Sebelum kapal meninggalkan pelabuhan dan setiap saat selama dalam pelayaran, semua alat-alat pemadam kebakaran dan perlengkapannya harus dapat dipastikan dalam keadaan bekerja dengan baik dan dapat dengan cepat siap dipergunakan.

Macam-macam alat pemadam kebakaran yang terdapat di atas kapal di dikelompokkan menjadi duan jenis yaitu alat pemadam kebakaran tetap dan alat pemadam kebakaran yang bisa di bawa.  

1.Alat-alat pemdam kebakaran tetap

  1. Instalasi pompa pemadam kebakaran
  2. Instalasi splingkler
  3. Instalasi CO2
  4. Instalasi busa pemadam
  5. Instalasi uap

2.Alat-alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa (jinjing)

  1. Botol api soda Acid
  2. Botol api foam
  3. Botol api gas asam
  4. Botol api poeder
  5. Botol api tetra

apar merupakan alat pemadam api yang bisa di bawa atau di jinjing ketika terjadi kebakaran di kapal


EMERGENCY EQUIPMENT (PERELENGKAPAN EMERGENCY)

Dilansir dari modul Advance Fire Fighting. Perlengkapan emergency disimpan di dalam locker yang harus setiap saat dapat diambil bila diperlukan. Jika locker tersebut dikunci, kunci harus ditempatkan pada tempat penyimpanan yang aman, digantung didinding. Tempat penyimpanan tersebut biasanya lemari dinding kecil berkaca dan tersedia palu (Hammer) untuk memecahkan kaca tersebut bilamana terjadi keadaan darurat.

a.Fireman’s out fitt (perlengkap dan regu pemadam kebakaran) 

Fireman’s out fitt  (perlengkapan regu pemadam kebakaran) merupaka perlengkapan yang digunakan oleh kru kapal yang pada saat terjadi kebakaran diatas akapal, perlengkapan tersebut terdiri dari:

  1. Sepatu (boats)
  2. Sarung tangan (gloves)
  3. Topi (halmet)
  4. Pakaian pelindung (outler protective clothing)
  5. Breathing apparatus yang terdiri sendiri (SCBA)
  6. Tali penyelamat (life line)
  7. Senter kedap (approved flash light) atau lampu keselamatan (flame savety lamp)
  8. Kampak kebakaran (fire axe)

Note: Sepatu dan sarung tangan harus terbuat dari karet atau yang sejenis tidak sebagai material penghantar listrik (non conducting)


b.Baju Tahan Panas (pnoximity suit)

Baju tahan panas terdiri dari :
  1. Baju yang menutup seluruh tubuh
  2. Pelindung kepala sampai bahu dan bagian depan dada atas. Pelindung kepala dilengkapi kacamata transparan yang tahan terhadap refleksi panas.
  3. Sarung tangan tebal
  4. Sepatu boat khusus

c.Baju tahan api (entry suit)

Baju Tahan Api merupakan Baju Pemadam Kebakaran yang terbuat dari bahan tahan api Aluminium Foil tebal yang digunakan dalam Pemadaman Kebakaran yang dilengkapi dengan Penutup Kepala berlapis Kaca Bening, Baju tahan api Terdiri dari:
  1. Sepatu
  2. Celana 
  3. Pakaian
  4. Pelindung kepala
  5. Tabung Oksigen
  6. Sarung Tangan

entry suit merupakan baju yg digunakan untuk pemadaman kekabakaran di kapal


PROSEDUR PEMADAMAN KEBAKARAN DI KAPAL

PROSEDUR PEMADAMAN KEBAKARAN DI KAPAL

PROSEDUR PEMADAMAN KEBAKARAN DI KAPAL

Kapal merupakan tempat yang sangat mudah terbakar itu di sebapkan karena muatan kapal, bagian mesin yang mudah terbakar. Berikut ini merupakan prosedur dalam menangani keadaan darurat pada kebakaran di kapal:
  1. Membunyikan sirine bahaya kebakaran yaitu satu pendek satu panjang secara terus menerus.
  2. Regu-regu pemadam kebakaran yang bersangkutan siap dan mengetahui lokasi kebakaran.
  3. Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis, pintu kedap air ditutup.
  4. Lampu-lampu di deck dinyalakan.
  5. Nakhoda diberitahu.
  6. Kamar mesin diberi tahu.
  7. Posisi kapal tersedia ruang radio dan diperbaharui jika ada perubahan.


PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Dilansir dari buku Prosedur Darurat dan Sar ANT III Politeknik Ilmu Pelayaran. Makmur Syam. Mpd. Mengatakan bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penanggulangan kebakaran adalah :

a.Pengaruh Angin.

Kekuatan angin dan arah berhembusnya dapat dipakai sebagai pedoman dalam menentukan arah dan menjalarnya api dan usaha pemadaman tidak dibenarkan melawan angin. Hal ini dapat berbahaya karena akan terhalang oleh asap dan dapat menjadi korban jilatan api.

b.Warna asap kebakaran

Benda-benda yang terbakar kadang tidak dikenali karena terhalang oleh asap yang ditimbulkan, namun dengan melihat warna asap dapat diperkirakan jenis benda yang terbakar.

c.Lokasi kebakaran.

Usaha pemadaman harus memperhatikan lokasi pemadaman. Apakah kebakaran tersebut terjadi dikamar mesin atau ditempat manapun haruslah dijaga agar usaha pemadaman jangan sampai mengakibatkan kerugian yang lebih besar.

c.Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi.

Setiap usaha pemadaman kebakaran harus dapat memperhatikan fakta keselamatan, baik keselamatan petugas itu sendiri maupun keselamatan korban terutama dikapal penumpang, anak-anak, wanita ataupun orang berusia lanjut perlu diselamatkan.

Tata Cara Pemadam Kebakaran Di Kapal

Kebakaran merupakan salah satu jenis keadaan darurat diatas kapal yang sulit diatasi. Berdasarkan jenis produk yang diangkut, material-material yang terdapat diatas kapal, bentuk kapal, kelengkapan peralatan pemadam, kesiapan peralatan dan regunya sangat mempunyai andil besar dalam keberhasilan kebakaran.
Untuk dapat bertindak cepar dan tepat, diperlukan pengetahuan cara-cara pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang cukup dengan mengetahui melalui teori api dan cara penggunaan peralatan pemadam serta mengetahui tugas saat terjadi kebakaran maka penanggulangan kebakaran di atas kapal dapat diatasi dengan cepat dan tepat.

Teknik dan Taktik Pemadaman

Setiap usaha pemadaman kebakaran bertujuan agar nyala api kebakaran dapat dipadamkan dengan cepat, serta korban maupun kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka usaha pemadaman memerlukan teknik yang tepat.

1.Teknik Pemadaman Kebakaran 

Merupakan kemampuan untuk mempergunakan alat dan perlengkapan pemadam kebakaran dengan sebaik-baiknya.
  • Penyerangan api secara langsung (Direct Attack) Regu pemadam maju melewati area kebakaran dan langsung melakukan penyemprotan media ke pangkal api.
  • Penyerangan api tidak langsung (Indirect Attack) Hal ini dilakukan jika tidak memungkan ada regu pemadam yang mencapai pangkal api.

2.Taktik Pemadaman Kebakaran

Menganalisa situasi secara cepat yakni, mengetahui lokasi dan material yang merupakan sumber terjadinya kebakaran serta mencegah timbulnya rasa panic guna menghindari terjadinya kesimpang-siuran yang tentunya dapat menghambat proses pemadaman kebakaran.

KLASIFIKASI KEBAKARAN DI KAPAL

jenis-jenis kebakaran di kapal kalasifikasi api berdasarkan jenis bahan yang terbakar

KLASIFIKASI KEBAKARAN DI KAPAL

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai jenis api di kapal dan penyebap utama kebakaran diatas kapal Kebakaran timbul karena adanya reaksi berantai antara ketiga unsur secara cepat dan seimbang. Adapun unsur-unsur tersebut adalah :
  1. Bahan yang mudah terbakar.
  2. Zat asam (O2) yang cukup
  3. Suhu atau temperature yang cukup tinggi.
  4. Ketiga unsur inilah yang menjadi penyebab utama timbulnya Api yang merupakan bagian dari kebakaran. Jadi tanpa bersatunya ketiga unsur ini maka kebakaran tidak akan terjadi.

Penyebab Utama Kebakaran Diatas Kapal.

Kita tentu tidak menginginkan kebakaran diatas kapal tetapi bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja berikut ini merupakan Penyebab utama kebakaran diatas kapal disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
  1. Karena kelalain manusia.
  2. Adanya peristiwa alam
  3. Kurang memadainya alat-alat pemadam kebakaran.
  4. Kurangnya pengetahuan crew kapal dalam menggunakan alat-alat pemadam
Diantaranya beberapa faktor diatas penyebab utama kebakaran yang sering terjadi diatas kapal disebabkan oleh kelalaian manusia.


PENGKLASIFIKASIAN KEBAKARAN

Ada beberapa jenis api (kebakarn) diatas kapal yang di Klasifikasikan memnajdi beberapa jenis, Menurut modul Advance Fire Fighting Pemadam kebakaran tingkat lanjutan, badan diklat perhubungan (2000:21) mengatakan bahwa penggolongan kebakaran berdasarkan jenis yang terbakar dan media pemadam adalah bahan yang tepat untuk memadamkan kebakaran tersebut.

Mengenali jenis api diperlukan agar awak kapal tidak salah dalam mengambil tindakan untuk penggunaan jenis apar. Sebagai contoh, kebakaran di panel listrik atau mesin pompa listrik beraliran tidak dipadamkan dengan apar air.
Pengklasifikasian Kebakaran diatas kapal terbagi atas lima jenis api berdasarkan jenis bahan yang terbakar.

Dalam klasifikasi menurut NFPA (National Fire Protectioan Association) dari Amerika dan banyak dipakai atau dipedomani oleh banyak Negara terbagi atas lima berdasarkan bahan yang terbakar yaitu :
  1. Kelas A = benda padat (kain, kayu, kertas.)
  2. Kelas B = benda cair (minyak, oli, solar.)
  3. Kelas C = benda gas (elpiji, methane, prophane.)
  4. Kelas D = benda logam (aluminium, magnesium, seng. )
  5. Kelas E = elektrikal bertegangan (dinamo, motor listrik, panel listrik.)

        Fungsi Dari Sebuah Konosemen B/L

        Fungsi Dari Sebuah Konosemen B/L

        Pengertian Konosemen

        Pengertian konosemen  merupakan dokumen bertanggal artinya pada setiap konosemen harus dicantumkan tanggal dokumen tersebut diterbitkan,jika tidak maka dokumen tesebutb tidak berlaku.

        Fungsi Dari Sebuah Konosemen

        1. Merupakan tanda terima dr suatu barang
        2.  Sebagai bukti adanya kontrak angkutan. 
        3. Sebagai bukti hak milik atas barang2 yg dimuat. 
        4. Sebagai dokumen berharga yg dapat dijual belikan.

        Latar Belakang Penerbitan Konosemen Bersih

        Pihak pengapal cenderung menghendaki konosemen bersih,walaupun dalam resi Mualim terdapat cacat pada muatan. Jelaskan latar belakang dari penerbitan konosemen tersebu.

        Latar belakang penerbitan konosemen bersih karena bila ada barang cacat atau tidak utuh maka akan ada catatan dalam resi mualim yang menyangkut kekurangan,cacat barang tersebut dimana yang akan terbit adalah konosemen kotor (Foul B/L) sehingga dapat menimbulkan masalah pada saat penguangan dari B/L tsb oleh pihak perbankan. 

        Untuk mengatasi pihak pengirim barang yang meminta penerbitan konosemen bersih tersebut, pihak pengrim  barang memberikan imbalan dalam bentuk surat jaminan/ letter of Indemnity.

        Jenis-Jenis Konosemen

        Konosemen diterbitkan dalam bebearapa jenis berikut ini merupakan jenis konosemen 
        1. Dapat diperdagangkan (negotiable) 
        2. Jenis yang tidak dapat diperdagangkan (not negotiable).

        Pengamanan Konosemen yang dapat Diperjualbelikan

        Cara pengamanan agar konosemen yang dapat diperjualbelikan (negotiable) tidak disalahgunakan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab.

        Dalam hal pengamanan konosemen yang dapat diperdagangkan (Negotiable B/L) maka konosemen yang dapat diperdagangkan tersebut tidak disimpan dikapal.

        Konosemen tersebut akan dititipkan dikapal jika ada kekhawatiran keterlambatan tibanya kapal dipelabuhan pembongkaran yang akan berdampak pada terjadinya/timbulnya biaya-biaya extra untuk sewa gudang dan lain lain.

         Hal yang diperhatikan oleh nakhoda pd saat menandatangani konosemen(B/L)

        1. Tanggal penerbitan konosemen. 
        2. Barang 2 yg tercantum dlm konosemen tsb. 
        3. Jumlah barang yg ada dalam konosemen tersebut.  
        4. Apakah status carter diperhatikan (telah dimasukkan)

        Pengertian Hak Lintas Damai

        kapal asing yang sedang berlayar dan melakukan hak lintas damai

        Pengertian Hak Lintas Damai 


        Hak  lintas damai merupakan terdiri dari dua suku kata yaitu Lintas Dan Damai berikut penjelasannya: 
        Linta: Yaitu Navigasi melalui laut wilayah suatu Negara pantai.
        Damai: Berarti Tidak merugikan suatu Negara pantai.Jadi artinya: Navigasi melalui laut territorial untuk keperluan:

        1. Mmelintasi laut tanpa memasuki perasiran pedalaman atau singgah ditempat berlabuh ditengah laut (road stead).atau fasilitas pelabuhan di alur perairan pedalaman.
        2. Berlalu ke / dari perairan pedalaman / singgah di tempat berlabuh ditengah laut (road stead)atau fassilitas pelabuhan tsb. Harus dilakukan terus menerus dan secepat mungkin serta dilarang melakukan tindakan bermusuhan.
        Kebebasan berlayar atau Freedom of Navigation (FoN) merupakan salah satu prinsip utama dari UNCLOS 1982. Prinsip FoN diterapkan menjadi “Hak Lintas” pada seluruh rezim laut yang ditetapkan dalam UNCLOS 1982.

        Jenis-Jenis Hak Lintas

        Terdapat tiga Jenis Hak Lintas yang tercantum dalam  UNCLOS 1982, yaitu: 
        1. Hak Lintas Damai (Right of innocent passage) 
        2. Hak Lintas Transit (Right of transit passage),  
        3. Hak Lintas Alur Laut Kepulauan (Right of archipelagic sea lanes passage).

        Hak Lintas Transit

        Pengertian Hak Lintas Transit digunakan pada Part 3 mengenai Rezim Selat yang dipergunakan untuk pelayaran internasional, yaitu selat yang digunakan untuk pelayaran internasional antara satu bagian laut lepas atau zona ekonomi eksklusif dan bagian laut lepas atau suatu zona ekonomi eksklusif lainnya. Contohnya adalah Selat Malaka.


        Hak Lintas Alur Kepulauan

        Hak Lintas Alur Laut Kepulauan yaitu  berlayar dari satu bagian laut bebas atau zona ekonomi eksklusif dan melintasi Perairan Kepulauan sebuah negara menuju ke bagian lain dari bagian laut bebas atau zona ekonomi eksklusif.

        Persyaratan Melakukan Hak Lintas Damai

        Setelah memahami pengertian mengenai hak lintas damai selanjutnya kita bahas mengenai Persyaratan yang harus dipenuhi oleh kapal asing yg sedang melakukan hak lintas damai diperairan wilayah sebuah Negara.
         
        Berdasarkan peraturan pemerintah No.8 th 1962 tentang lalulintas laut damai, kapal asing dalam perairan Indonesia. Melintasi laut wilayah dan perairan pedalaman Indonesia: Dari laut bebas kepelabuhan dan sebaliknya, Dari laut bebas kelaut bebas 
        1. Tidak dibenarkan berhenti, berlabuh dan mondar-mandir tanpa alasan sah .
        2. Dianggap damai selama tidak bertentangan dengan keamanan,ketertipan umum,kepentingan atau tidak mengganggu perdamaian Negara Republik Indonesia  
        3. Kapal perang asing harus terlebih dahulu memberitahukan kepada KSAL dan kapal selam harus berlayar dipermukaan air.

        Biaya Melakukan Hak Lintas Damai

        Biaya-biaya apa saja yg boleh dipunggut dari sebuah kapal asing yg sedang melaksanakan hak lintas damai berikut  penjelasannya: Tidak ada biaya kecuali pelayanan khusus seperti : pemanduan,bunker,dll

        Ventilasi tidak terkendali pada pengangkut gas

        Ventilasi tidak terkendali pada pengangkut gas

        Ventilasi tidak terkendali pada pengangkut gas

        Untuk sebagian besar kondisi darurat pada semua pengangkut gas mengacu kepada publikasi ‘Prinsip penanganan gas cair diatas kapal dan di terminal’ Bab 9 (Kesehatan dan Keselamatan Diri) dan Bab 10 (Prosedur Darurat).  Semua instruksi dari publikasi harus sepenuhnya diterapkan dan dipatuhi.

        Jenis-Jenis Kondisi Darurat Pada Pengankutan Gas

        1. Ventilasi tidak terkendali pada pengangkut gas
        2. pipa meledak, patahnya pekerjaan pipa dan tumpahan kargo pada pengangkut gas
        3. Pelepasan cairan/uap beracun di sepanjang sisi terminal pada pengangkut gas 
        4. Pelepasan cairan / uap beracun di laut atau perlabuhan pada pengangkut gas 
        5. Kapal Melarikan diri dari dermaga selama operasi kargo diatas kapal pengangkut gas
        6. Kargo cairan terbakar diatas kapal pengangkut gas

        Ventilasi tidak terkendali biasanya terjadi ketika klep pelepasan pengaman pada sebuah tangki atau saluran terbuka.

        Langkah pertama yang harus diikuti adalah mencegah kabut gas menyentuh sumber pembakaran:

        1. Beritahu Nahkoda.
        2. Nyalakan alarm.
        3. Aktifkan pasukan darurat.
        4. Semua pintu akomodasi harus ditutup dan semua ventilasi jika tidak dalam moda sirkulasi ulang, matikan.
        5. Merokok, api telanjang dan pekerjaan dengan panas dimanapun terlarang.
        6. Mulai semprotkan air untuk memastikan bahwa uap kargo tidak memasuki kamar mesin atau ketel, ingat bahwa arus listrik setempat bisa menyebabkan kantung-kantung dengan konsentrasi gas tinggi terbentuk di struktur atas yang teduh, sehingga pengubahan perjalanan harus dilakukan untuk membantu pemerasan uap kargo.
        7. Siap untuk menghadapi kebakaran.
        8. Pastikan bahwa alasan dan tindakan untuk memberikan ventilasi sesuai (jika klep pelepasan pengaman satu tangki terbuka, pastikan bahwa tekanan didalam tangki berada dibawah tekanan maksimum yang diperkenankan sebelum menutupnya dengan manual).


        Resiko Pelepasan cairan/uap beracun di sepanjang sisi terminal pada pengangkut gas

        Resiko Pelepasan cairan/uap beracun di sepanjang sisi terminal pada pengangkut gas

        Pelepasan cairan/uap beracun di sepanjang sisi terminal pada pengangkut gas 

        Untuk sebagian besar kondisi darurat pada semua pengangkut gas mengacu kepada publikasi ‘Prinsip penanganan gas cair diatas kapal dan di terminal’ Bab 9 (Kesehatan dan Keselamatan Diri) dan Bab 10 (Prosedur Darurat).  Semua instruksi dari publikasi harus sepenuhnya diterapkan dan dipatuhi.

        a)Resiko :

        • Polusi 
        • Pencemaran udara : jika terminal berada didekat area tempat tinggal
        • Pelepasan gas beracun di atmosfer (VCM, amonia, …)
        • Racun beresiko tinggi di terminal.
        • Racun beresiko tinggi diatas kapal.
        • Kebakaran/ledakan jika ada produk yang dapat terbakar (LPG, VCM, …)
        • Resiko tinggi di terminal.
        • Resiko tinggi di  kapal.

        Kebocoran pada sisi terminal (tindakan darurat yang harus dilakukan)

        • Aktifkan mati darurat yang tersambung dengan terminal.
        • Nyalakan alarm umum + panggilan umum pada alamat publik kapal.
        • Tutup semua pintu akomodasi.
        • Ventilasi pada sirkulasi ulang untuk membangun tekanan berlebihan didalam akomodasi.
        • Merokok, api telanjang atau pekerjaan dengan panas tidak diijinkan.
        • Semprotkan air untuk lapisan luar untuk melindungi akomodasi dari pelepasan uap. Beberapa uap seperti amonia, diserap oleh air. Ini bisa sangat mengurangi resiko keracunan didalam akomodasi.
        • Perlengkapan melarikan diri darurat siap.
        • Kapal siap untuk berangkat.
        • Dalam kasus pengisian bahan bakar : hentikan operasi, putus sambungan dan buang kapal tongkang

        c)Bocor diatas kapal :

        Selain tindakan darurat tersebut diatas :
        • Aktifkan sinyal darurat seperti yang telah disepakati dengan terminal. 
        • Beritahu terminal/otoritas/perkapalan mengenai kondisi darurat.
        • Tetap beritahu terminal mengenai kemajuan dan langkah yang telah dilakukan.
        • Semprotkan air pada dek untuk menghindari kebocoran pada kejutan panas pada besi yang bisa menyebabkan patah. Air bisa menjaga suhu dek tetap normal dan memeras cairan dan uap.
        • Orang yang dikirim ke dek harus mengenakan pakaian untuk bahan kimiawi / gas dan SCABA.
        • Semua personil di dek tetap tinggal untuk melawan arah angin pada kebocoran.
        • Sekat bocor dengan menutup klep sebelum dan setelah kebocoran.
        • Gunakan selang api dalam bentuk semprotan untuk memeras cairan dan mengarahkan kabut gas untuk menjauhi sumber api.
        • Jika perlu, buang cairan keluar kapal.
        • Jika terjadi tumpahan keluar kapal : hentikan semua operasi ballast dan peringatkan kamar mesin untuk membatasi / menghentikan air masuk pada sisi ini.

        d)Jika terjadi kebakaran : 

        • Aktifkan pasukan darurat
        • Kirimkan tim dengan pakaian untuk kebakaran dan SCABA.
        • Dinginkan area di sekitar api.
        • Batasi kebakaran.
        • Perkirakan cara yang paling aman untuk menghadang kebakaran : kendalikan api atau padamkan.
        • Jangan memadamkan api kecuali sumbernya telah mati.
        • Dinginkan area sebelum menggunakan bahan kimiawi kering untuk memadamkan api
        • Hadang terlebih dahulu genangan api.
        • Hati-hati dengan reaksi yang tidak baik.
        • Jangan gunakan selang api dengan jet – selalu gunakan semprotan.
        • Jika perlu, minta bantuan dari terminal.

        Pelepasan Cairan & uap Beracun di Laut Atau Perlabuhan

        Pelepasan Cairan & uap Beracun di Laut Atau Perlabuhan

        Pelepasan cairan / uap Beracun di laut atau Perlabuhan pada Pengangkut gas 

        Untuk sebagian besar kondisi darurat pada semua pengangkut gas mengacu kepada publikasi ‘Prinsip penanganan gas cair diatas kapal dan di terminal’ Bab 9 (Kesehatan dan Keselamatan Diri) dan Bab 10 (Prosedur Darurat).  Semua instruksi dari publikasi harus sepenuhnya diterapkan dan dipatuhi.

        Kasus : selang meledak, paking tidak terikat lagi, Bahaya :

        • Kebocoran berat
        • Situasi tidak diperkirakan
        • Selama perjalanan laut situasi ini bisa terjadi saat malam hari ketika dek tidak mendapat perhatian;
        • Misalnya unit pencairan ulang yang dijalankan untuk mendinginkan kargo, satu kondensasi yang kembali ke tangki dimulai, paking bocor, klep pengaman terbuka,
        • Cairan beracun terlepas di dek.
        • Uap masuk ke akomodasi
        • Resiko kebakaran / ledakan.

        Tindakan darurat yang harus dilakukan :

        • Oleh perwira pengamatan 
        • Nyalakan lampu di dek.
        • Nyalakan pompa pemadam api.
        • Nyalakan alarm umum. 
        • Tutup jalan masuk ventilasi di ruang akomodasi.
        • Lakukan panggilan umum pada alamat umum kapal
        • Mesin siaga untuk manuver
        • Peringatkan mesin untuk membatasi jalan masuk udara/ventilasi di kamar mesin.
        • Manuver kapal untuk menjaga angin pada sudut kanan dari panjang kapal.
        • Beritahu kapal lain yang berada disekitarnya.
        • Beritahu otoritas jika kapal sedang berlabuh.

        Oleh perwira dan awak yang bertanggungjawab:

        • Aktifkan mati darurat
        • Semprotkan air pada dek untuk menghindari kebocoran pada kejutan panas pada besi yang bisa menyebabkan patahnya besi. Air bisa menjaga suhu dek tetap normal dan memeras cairan dan uap. 
        • Semprotkan air untuk lapisan luar untuk melindungi akomodasi dari pelepasan uap. Beberapa uap seperti amonia, diserap oleh air. Ini bisa sangat mengurangi resiko keracunan didalam akomodasi.
        • Tutup semua pintu akomodasi.
        • Nyalakan kembali ventilasi pada sirkulasi ulang untuk membangun tekanan lebih didalam akomodasi.
        • Merokok, api telanjang atau pekerjaan dengan panas tidak diijinkan.
        • Siapkan prangkat untuk melarikan diri.
        • Orang yang dikirim ke dek harus mengenakan pakaian untuk bahan kimiawi / gas dan SCABA.
        • Semua personil di dek tetap tinggal untuk melawan arah angin pada kebocoran
        • Semua personil di dek tetap tinggal untuk melawan arah angin pada kebocoran.
        • Sekat bocor dengan menutup klep sebelum dan setelah kebocoran.
        • Gunakan selang api dalam bentuk semprotan untuk memeras cairan dan mengarahkan kabut gas untuk menjauhi sumber api.
        • Jika perlu, buang cairan keluar kapal.
        • Jika terjadi tumpahan keluar kapal : hentikan semua operasi ballast dan peringatkan kamar mesin untuk membatasi / menghentikan air masuk pada sisi ini.
        • Jika dalam pengisian bahan bakar : hentikan operasi, matikan sambungan dan buang kapal tongkang.

        Dalam Kasus Kebakaran :

        • Kirim tim dengan pakaian kebakaran dan SCABA.
        • Dinginkan areas disekitar api.
        • Batasi api.
        • Perkirakan cara yang paling aman untuk menghadang kebakaran : kendalikan api atau padamkan.
        • Jangan memadamkan api kecuali sumbernya telah mati.
        • Dinginkan area sebelum menggunakan bahan kimiawi kering untuk memadamkan api
        • Hadang terlebih dahulu genangan api.
        • Hati-hati dengan reaksi yang tidak baik.
        • Jangan gunakan selang api dengan jet – selalu gunakan semprotan.



        Kapal Meninggalkan dermaga Selama Operasi Kargo

        Kapal Meninggalkan dermaga Selama Operasi Kargo

        Kapal Meninggalkan dermaga Selama Operasi Kargo Diatas Kapal Pengangkut Gas

        Untuk sebagian besar kondisi darurat pada semua pengangkut gas mengacu  kepada publikasi ‘Prinsip penanganan gas cair diatas kapal dan di terminal’ Bab 9 (Kesehatan dan Keselamatan Diri) dan Bab 10 (Prosedur Darurat).  Semua instruksi dari publikasi harus sepenuhnya diterapkan dan dipatuhi.

        Patahnya tali kapal akibat geombang besar, angin kencang, arus kuat, sentakan. 

        1. Kapal bergerak dari posisi awalnya.
        2. Alat pemindahan kargo bisa rusak.
        3. Polusi.
        4. Kontaminasi udara: jika terminal berada didekat tempat tinggal. Beberapa produk seperti VCM memiliki TLV (1 ppm) sangat rendah dan ambang bau yang tinggi (250 ppm).
        5. Pelepasan gas beracun di atmosfer (VCM, amonia, …) Keracunan resiko tinggi di terminal, Keracunan resiko tinggi di kapal.
        6. Ledakan pada produk yang dapat terbakar (LPG, VCM, …) Resiko tinggi di terminal,  Resiko tinggi diatas kapal.

        Tindakan Darurat Yang Harus Dilakukan :

        1. Alarm umum harus dinyalakan + panggilan umum yang jelas paa alamt publik kapal.
        2. Nyalakan sinyal darurat seperti yang disepakati dengan terminal.
        3. Aktifkan mati darurat pada kapal/darat yang menyambung dengan terminal: Alarm kargo harus diaktifkan, Matikan pompa kargo, Matikan tempat pencairan ulang, Klep ESD (misalnya manipol)
        4. Hindari cairan terjebak didalam saluran kargo.
        5. Jika perlu aktifkan kopeling pelepasan otomatis (jika terpasang) untuk menghindari kerusakan pada sambungan manipol.

        Tindakan Pencegahan Yang Harus Dilakukan Diatas Kapal :

        1. Beritahu otoritas pelabuhan dan atur bantuan kapal tunda.
        2. Tutup semua pintu akomodasi.
        3. Ventilasi pada sirkulasi ulang untuk membangun tekanan berlebihan didalam akomodasi.
        4. Merokok, api telanjang atau pekerjaan dengan panas tidak diijinkan.
        5. Semprotkan air pada dek untuk menghindari kebocoran pada kejutan panas pada besi yang bisa menyebabkan patah. Air bisa menjaga suhu dek tetap normal dan memeras cairan dan uap.
        6. Semprotkan air untuk lapisan luar untuk melindungi akomodasi dari pelepasan uap. Beberapa uap seperti amonia, diserap oleh air. Ini bisa sangat mengurangi resiko keracunan didalam akomodasi.
        7. Peringatkan mesin untuk membatasi masuknya udara / ventilasi didalam kamar mesin.
        8. Mesin siap untuk manuver.
        9. Jika sedang mengisi bahan bakar : hentikan operasi, matikan sambungan dan buang kapal tongkang.
        10. Siapkan prangkat untuk melarikan diri.
        11. Orang yang dikirim ke dek harus mengenakan pakaian untuk bahan kimiawi / gas dan SCABA (pakaian untuk gas dalam kasus amonia).
        12. Semua personil di dek tetap tinggal untuk melawan arah angin pada kebocoran
        13. Senjata bubuk diarahkan ke manipol dan sistem bubuk siap kalau terjadi kebakaran.
        14. Pesan radio pada VHF yang memperingatkan kapal yang berdekatan.
        15. Nyalakan mesin kerekan untuk bertambat / siap untuk berlabuh.

        Penyebap Kargo Cairan Terbakar Diatas kapal

        penyebap terjadinya kebakaran kargo kapal pengankut gas cair

        Kargo Cairan Terbakar Diatas kapal Pengangkut Gas

        Untuk sebagian besar kondisi darurat pada semua pengangkut gas mengacu kepada publikasi ‘Prinsip penanganan gas cair diatas kapal dan di terminal’ Bab 9 (Kesehatan dan Keselamatan Diri) dan Bab 10 (Prosedur Darurat).  Semua instruksi dari publikasi harus sepenuhnya diterapkan dan dipatuhi.

        Penyebab Kebakaran Kargo

        Kargo terkait kebakaran bisa dikategorikan secara luas sebagai berikut :
        1. Kebakaran jet dari kebocoran pada pompa atau saluran pipa
        2. Kebakaran dari genangan cairan yang terbatas
        3. Kebakaran dari tumpahan tidak terbatas
        4. Kebakaran di ruang tertutup

        Tindakan Darurat Yang Harus Dilakukan :

        • Aktifkan pemadam api darurat yang tersambung dengan terminal.
        • Nyalakan alarm umum dan  panggilan umum pada alamat publik kapal.
        • Tutup semua pintu akomodasi.
        • Ventilasi pada sirkulasi ulang untuk membangun tekanan berlebihan didalam akomodasi.
        • Merokok, api telanjang atau pekerjaan dengan panas yang tidak diijinkan.

        1. Kirim tim dengan pakaian kebakaran dan SCABA.
        2. Dinginkan daerah di sekitar api.
        3. Batasi api.
        4. Perkirakan jalan yang teraman untuk menghadang api : kendalikan api atau padamkan.
        5. Jangan padamkan api kecuali sumber telah mati.
        6. Dinginkan area sebelum menggunakan bahan kimiaw kering untuk memadamkan api.
        7. Hadang terlebih dahulu genangan api.
        8. Hati-hati dengan reaksi yang tidak baik.
        9. Jangan gunakan selang api dengan jet, selalu gunakan semprotan.


        PENGAMBILAN SAMPEL CAIRAN DAN UAP

        pengambilan sampel ciran dan gas di kapal tanker

        PENGAMBILAN SAMPEL CAIRAN DAN UAP

        Pengambilan sampel pada kargo biasanya dilakukan oleh personil pengangkut atau penerima, atau oleh pemeriksa perminyakan yang berwenang. Perwira yang bertanggungjawab harus membuat catatan yang sesuai atas sampel yang telah diambil karena mereka akan berjumlah banyak. 

        Peraturan yang baik adalah untuk meminta agar sampel dari cairan pada sambungan ke darat, saat dimulainya pemuatan diamankan terhadap kemungkinan kontaminasi dari saluran pemindahan darat.
        Tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan ketika menarik sampel cairan kargo atau uap.

        Penganbilan Sampel Cairan

        1. Perwira yang bertanggungjawab harus hadir ketika penarikan sampel kargo dilaksanakan. Ia harus benar-benar memahami semua aspek sistem penarikan sampel pada kapal termasuk karakteristik pengoperasian semua klep. Ua harus mengetahui benar bahwa tanggung jawab bertumpu sepenuhnya padanya untuk memastikan bahwa penarikan sampel dilakukan dalam cara yang aman dan efisien, dengan menghindari lepasnya cairan atau uap kargo ke atmosfer diluar dari yang diperlukan oleh proses penarikan sampel, siapapun yang melakukan operasi penarikan sampel sebenarnya.
        2. Perwira yang bertanggungjawab harus meyakini bahwa peralatan untuk penarikan sampel cocok dengan titik penarikan sampel di kapal sebelum memulai operasi penarikan sampel. Jika keduanya tidak cocok dengan alasan apapun, ia harus memastikan bahwa tiap tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki situasi tidak mengganggu integritas kerapatan gas pada bagian sistem kapal atau membahayakan nyawa atau harta benda.
        3. Wadah tempat sampel harus benar-benar bersih dan cocok dengan kargo yang akan diambil sampelnya. Mereka harus dengan standar yang diakui dan dapat menahan suhu yang ekstrim dan perkiraan tekanan.
        4. Wadah sampel harus dibersihkan dengan nitrogen sebelum digunakan.
        5. Jika sampel cocok dengan wadahnya maka harus dibersihkan seluruhnya dengan kargo dari sambungan penarikan sampel. Kargo harus melewati kontainer untuk mendinginkan suhu cairannya. Jika kargo merupakan campuran (seringkali) komponen yang paling mudah menguap akan menguap lebih cepat daripada pecahan yang lebih besar setelah kontainer didinginkan. Ini akan meninggalkan sampel dengan konsentrasi pecahan yang lebih besar yang lebih tinggi daripada yang ada didalam kargo, dan karenanya menjadi tidak baik. Untuk menetralkan efek ini, kontainer sampel harus diputar dengan klep ventilasi kearah bawah selama pendinginan, untuk mengeluarkan cairan yang tergenang. Untuk alasan yang sama, sampel yang diambil dari dasar tangki kargo pada awal atau setelah pemuatan menjadi tidak baik. Jika mungkin, kargo harus dipiutar dengan menggunakan pompa kargo sebelum mengambil sampel dari dasar kargo.
        6. f)Penting bahwa ullage yang cukup atau ruang uap ditinggalkan didalamkontainer sampel untuk membiarkan cairan meluas ketika suhu meningkat menjadi suhu sekitarnya. Sampai disini, sebuah wadah harus digunakan yang dirancang cocok untuk produk yang diambil sampelnya, dengan cepuk ullage yang terpasang tetap dan cakram ledak. 
        7. Ruang ullage yang aman tercipta dengan menahan wadah saampel pada posisi vertikal, dengan ujung cepuk ullage di bagian atas. Wadah kemudian diisi dari sambungan bawah sehingga tidak bisa terisi melewati tingkat yang telah diatur oleh cepuk ullage.
        8. Kecuali wadah sampel bebas dari uap kargo, selebihnya tidak boleh disimpan didalam ruangan yang tidak berventilasi.
        9. Sarung tangan, kaca mata dan pakaian pelindung yang diperlukan harus dikenakan ketika mengambil sampel dari kargo dingin.
        10. Jika kargo beracun, alat pernapasan yang terisi sendiri harus dikenakan. Jika penarikan sampel dilakukan didalam ruang tertutup, respirator tidak mencukupi karena kekurangan oksigen bisa menyebabkan terbunuh akibat asphyxia (kekurangan oksigen).
        11. Perangkat listrik yang digunakan ketika menariks ampel harus dari jenis aman bersertifikat.

        Pengambilan Sampel uap

        Ketika penarikan sampel pada uap kargo atau gas lembam, kantung sampel plastik kadangkala digunakan untuk mengumpulkan sampel uap. Mereka harus diperlakukan dengan hati-hati, jangan pernah digunakan untuk sampel cairan dan selalu bersihkan setelah digunakan.