Kapal Meninggalkan dermaga Selama Operasi Kargo

Kapal Meninggalkan dermaga Selama Operasi Kargo Diatas Kapal Pengangkut Gas

Untuk sebagian besar kondisi darurat pada semua pengangkut gas mengacu  kepada publikasi ‘Prinsip penanganan gas cair diatas kapal dan di terminal’ Bab 9 (Kesehatan dan Keselamatan Diri) dan Bab 10 (Prosedur Darurat).  Semua instruksi dari publikasi harus sepenuhnya diterapkan dan dipatuhi.

Patahnya tali kapal akibat geombang besar, angin kencang, arus kuat, sentakan. 

  1. Kapal bergerak dari posisi awalnya.
  2. Alat pemindahan kargo bisa rusak.
  3. Polusi.
  4. Kontaminasi udara: jika terminal berada didekat tempat tinggal. Beberapa produk seperti VCM memiliki TLV (1 ppm) sangat rendah dan ambang bau yang tinggi (250 ppm).
  5. Pelepasan gas beracun di atmosfer (VCM, amonia, …) Keracunan resiko tinggi di terminal, Keracunan resiko tinggi di kapal.
  6. Ledakan pada produk yang dapat terbakar (LPG, VCM, …) Resiko tinggi di terminal,  Resiko tinggi diatas kapal.

Tindakan Darurat Yang Harus Dilakukan :

  1. Alarm umum harus dinyalakan + panggilan umum yang jelas paa alamt publik kapal.
  2. Nyalakan sinyal darurat seperti yang disepakati dengan terminal.
  3. Aktifkan mati darurat pada kapal/darat yang menyambung dengan terminal: Alarm kargo harus diaktifkan, Matikan pompa kargo, Matikan tempat pencairan ulang, Klep ESD (misalnya manipol)
  4. Hindari cairan terjebak didalam saluran kargo.
  5. Jika perlu aktifkan kopeling pelepasan otomatis (jika terpasang) untuk menghindari kerusakan pada sambungan manipol.

Tindakan Pencegahan Yang Harus Dilakukan Diatas Kapal :

  1. Beritahu otoritas pelabuhan dan atur bantuan kapal tunda.
  2. Tutup semua pintu akomodasi.
  3. Ventilasi pada sirkulasi ulang untuk membangun tekanan berlebihan didalam akomodasi.
  4. Merokok, api telanjang atau pekerjaan dengan panas tidak diijinkan.
  5. Semprotkan air pada dek untuk menghindari kebocoran pada kejutan panas pada besi yang bisa menyebabkan patah. Air bisa menjaga suhu dek tetap normal dan memeras cairan dan uap.
  6. Semprotkan air untuk lapisan luar untuk melindungi akomodasi dari pelepasan uap. Beberapa uap seperti amonia, diserap oleh air. Ini bisa sangat mengurangi resiko keracunan didalam akomodasi.
  7. Peringatkan mesin untuk membatasi masuknya udara / ventilasi didalam kamar mesin.
  8. Mesin siap untuk manuver.
  9. Jika sedang mengisi bahan bakar : hentikan operasi, matikan sambungan dan buang kapal tongkang.
  10. Siapkan prangkat untuk melarikan diri.
  11. Orang yang dikirim ke dek harus mengenakan pakaian untuk bahan kimiawi / gas dan SCABA (pakaian untuk gas dalam kasus amonia).
  12. Semua personil di dek tetap tinggal untuk melawan arah angin pada kebocoran
  13. Senjata bubuk diarahkan ke manipol dan sistem bubuk siap kalau terjadi kebakaran.
  14. Pesan radio pada VHF yang memperingatkan kapal yang berdekatan.
  15. Nyalakan mesin kerekan untuk bertambat / siap untuk berlabuh.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan. TERIMAKASI