Jenis-Jenis Keadaan Darurat Di Kapal

jenis jenis Keadaan Darurat Di Kapal
Keadaan Darurat Di Kapal

Keadaan Darurat Di Kapal

Kapal laut yang berlayar melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu tertentu bergerak dengan daya dorong pada kecepatan bervariasi. Dalam perjalanan dapat mengalami berbagai masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain alam, manusia dan teknis yang tidak dapat di duga oleh kemampuan manusia yang akhirnya akan mengganggu pelayaran.

Gangguan pelayaran pada dasarnya dapat berupa gangguan yang dapat diatasi secara langgsung, perlu mendapat bantuan langsung dari pihak tertentu, atau gangguan yang mengakibatkan seluruh awak kapal harus terlibat mengatasi gangguan tersebut atau bahkan meninggalkan kapal.

Keadaan darurat ini dapat merugikan semua pihak baik awak kapal, pemilik kapal dan bahkan akan merusak lingkungan/ekosistem dasar laut. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang kondisi keadaan darurat ini oleh awak kapal/calon awak kapal sebaik mungkin agar mereka memiliki kemampuan dasar untuk dapat mengidentifikasi tanda-tanda keadaan darurat.

Pembuatan denah keadaan darurat di atas kapal sangat diperlukan agar penanggulangan keadaan darurat dapat dilakukan dengan baik. Untuk itu diperlukan perencanaan dan persiapan, pengorganisasian, dan tindakan pendahuluan untuk melakukan penanggulangan, dan penyediaan perlengkapan keadaan darurat adalah syarat utama untuk mencapai keberhasilan .

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat memahami tentang jenis-jenis, tindakan umum dan memilih pola-pola penanggulangan keadaan darurat yang secara khusus dapat dirinci dalam bentuk-bentuk perilaku sebagai berikut :
  1. Menyebutkan jenis-jenis keadaan darurat.
  2. Menguraikan tindakan-tindakan umum saat melakukan penanggulangan keadaan darurat.
  3. Memperagakan pola-pola penanggulangan keadaan darurat.

Pengertian Keadaan Darurat Di Kapal

Keadaan Darurat ialah Keadaan yang lain dari keadaan normal yang mempunyai Kecenderungan atau potensi membahayakan, baik bagi keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan. Prosedur Keadaan Darurat ialah Tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat, dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi kerugian lebih lanjut atau semakin besar.

Kecelakaan pada kapal dapat terjadi setiap saat dalam pelayaran, baik sedang berlabuh maupun sedang melakukan kegitan bongkar muat di pelabuhan meskipun sudah dilakukan upaya untuk menghindarinya. Untuk melindungi para pelaut dan mencegah resiko dalam suatu aktifitas di atas kapal, setiap pihak harus memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Health and Safety Work Act tahun 1974, terutama yang menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja, baik dalam keadaan normal maupun darurat.


Prosedur Keadaan Darurat

  1. Prosedur Intern (Lokal) Prosedur intern Ini merupakan pedoman pelaksanaan untuk masing-masing bagian/departemen, dengan pengertian keadaan darurat yang terjadi masih dapat diatasi oleh bagian-bagian yang bersangkutan, tanpa melibatkan kapal-kapal atau usaha pelabuhan setempat.
  2. Prosedur Umum (Utama) Merupakan pedoman perusahaan secara keseluruhan dan telah menyangkut keadaan darurat yang cukup besar atau paling tidak dapat membahayakan kapal-kapal lain atau dermaga/terminal.

Jenis-Jenis Keadaan Darurat

Keadaan darurat di atas kapal dapat merugikan semua pihak, Untuk itu diperlukan pemahaman kondisi keadaan darurat sebaik-baiknya. Gangguan pelayaran yang terjadi pada kapal selama dalam pelayaran, pada dasarnya dapat terjadi kapan dan dimana saja. Gangguan pelayaran tersebut sesuai situasi dan kondisi dikelompokan menjadi keadaan darurat yang didasarkan pada jenis kejadian itu sendiri. Dengan demikian sesuai situasi dan kondisi maka jenis-jenis keadaan darurat dapat dikelompokan sebagai berikut :
  1. Tubrukan
  2. Kebakaran/ledakan
  3. Kandas
  4. Kebocoran/tenggelam
  5. Orang jatuh ke laut
  6. Pencemaran
  7. Ledakan
  8. Reaksi dari muatan berbahaya
  9. Pergeseran muatan
  10. Kerusakan mesin
  11. Cuaca buruk
  12. Perang / pembajakan.

Upaya Mencegah Terjadinya Keadaan Darurat

Upaya dalam mencegah terjadinya keadaan darurat antara lain :
  1. Badan kapal dan mesin harus kuat dan memenuhi syarat.
  2. Peralatan dan perlengkapan harus baik dan terpelihara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  3. Berita cuaca harus dipantau setiap saat.
  4. Anak Buah Kapal harus mempunyai kemampuan fisik dan mental, terdidik dan terampil.
  5. ABK harus mempunyai disiplin yang tinggi dan mampu bekerjasama antar mereka.
Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau tata cara dan tindakan yang perlu diambil dalam menghadapi beberapa situasi keadaan darurat.

1.Kapal Tubrukan

  • Bunyikan sirine bahaya
  • Menggerakan kapal sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh tubrukan
  • Pintu-pintu kedap air dan pintu-pintu kebakaran otomatis ditutup
  • Lampu-lampu dek dinyalakan
  • Nahkoda diberi tahu
  • Kamar mesin diberi tahu
  • VHF dipindahkan ke chanel 16
  • Awak kapal dan penumpang dikumpulkan di stasiun darurat
  • Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan posisi.
  • Ketinggian air pada got-got dan tangki-tangki diukur.

2. Kapal Kandas, Terdampar

  • Stop mesin
  • Bunyikan sirine bahaya
  • Pintu-pintu kedap air ditutup
  • Nahkoda diberi tahu
  • Kamar mesin diberi tahu
  • VHF dipindahkan ke chanel 16
  • Tanda-tanda bunyi "kapal kandas" dibunyikan
  • Lampu dan sosok-sosok benda diperlihatan
  • Lampu dek dinyalakan
  • Ketinggian air pada got-got dan tangki-tangki diukur
  • Kedalaman laut di sekitar kapal diukur
  • Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan posisi.

3. Kapal Kebakaran

  • Sirine bahaya dibunyikan
  • Regu-regu pemadam kebakaran yang bersangkutan siap dan mengetahui lokasi kebakaran
  • Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis, pintu-pintu kedap air ditutup.
  • Lampu-lampu di dek dinyalakan
  • Nahkoda diberi tahu
  • Petugas di kamar mesin diberi tahu
  • Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan posisi.

4. Air Masuk Ke Dalam Ruangan Kapal

  • Sirine bahaya dibunyikan
  • Siaga (dalam keadaan darurat)
  • Pintu-pintu kedap air ditutup
  • Nahkoda diberi tahu
  • Petugas di kamar mesin diberi tahu
  • Data tentang posisi kapal diletakan di ruang radio dan diperbaharui bila ada perubahan posisi

5. Berkumpul Di Sekoci/Rakit Penolong (Meninggalkan Kapal)

  • Sirine tanda berkumpul untuk meninggalkan kapal dibunyikan (atas perintah nahkoda)
  • Awak kapal berkumpul di dekat sekoci (tempat yang sudah ditentukan dalam sijil darurat).

6. Orang Jatuh Ke Laut

  • Lemparkan pelampung yang sudah dilengkapi dengan lampu apung dan asap sedekat mungkin dengan orang yang jatuh
  • Kapal diolah gerak sedemikian rupa sehingga orang yang jatuh terhindar dari benturan kapal dan balingbaling
  • Posisi dan letak pelampung diamati
  • Mengolahgerakan kapal untuk melakukan pertolongan sebaik mungkin (bila tempat berolah gerak memungkinkan, disarankan menggunakan metode "Wiliamson Turn"
  • Tugaskan seseorang untuk mengatasi orang yang jatuh agar tetap terlihat.
  • Bunyikan tiga suling panjang dan diulang sesuai kebutuhan.
  • Regu penolong siap di sekoci.
  • Nahkoda diberi tahu
  • Petugas di kamar mesin diberi tahu
  • Letak atau posisi kapal relatif terhadap orang yang jatuh di plot.
  • Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan posisi.

7. Pencarian dan Penyelamatan (Search And Rescue / SAR)

  • Mengambil pesan bahaya dengan menggunakan radio pencari arah.
  • Pesan bahaya atau S.O.S. dipancarkan ulang
  • Mendengarkan pola semua frekwensi bahaya secara terus menerus.
  • Mempelajari buku petunjuk terbitan SAR (MERSAR).
  • Mengadakan hubungan antar SAR laut dengan SAR udara pada frekwensi 2182 KHz dan atau chanel 16.
  • Posisi, haluan dan kecepatan penolong yang lain di plot.

Perencanaan Dan Persiapan Keadaan Darurat

Ada empat petunjuk perencanaan yang perlu diikuti :
  1. Pusat Komando, kelompok yang mengontrol kegiatan di bawah pimpinan Nakhoda atau Perwira Senior serta dilengkapi Perangkat Komunikasi Intern dan Eksteren.
  2. Satuan Keadaan Daurat, kelompok Pendukung ini dibawah seorang perwira harus siap membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando, menyarankan tindakan apa yang harus diambil.
  3. Satuan Kelompok Pendukung ini dibawah seorang perwira harus membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando dan menyediakan bantuan pendukung seperti peralatan, perbekalan, bantuan medis dll.
  4. Kelompok Ahli Mesin, kelompok dibawah satuan pendukung engineer atau senior engineer menyediakan bantuan atas perintah pusat komando.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

3 komentar

komentar
March 28, 2019 at 11:11 PM delete

ini penting bagi yang suka traveling lintas pulau bang, terimakasih atas infonya

Reply
avatar
Anonymous
September 23, 2019 at 6:46 PM delete

Masing masing isyarat bunyi pada keadaan daruratnya mana ?
Sirinenya kan harusnya juga ada sendiri sendiri. Misalnya 5 tiupan pendek 1 tiupan panjang gitu.

Reply
avatar
May 10, 2020 at 9:45 PM delete

Yang engine failure prosesur daruratnya gimana?

Reply
avatar

silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan. TERIMAKASI