Perbedaan Ikatan Iklis Dengan Ikatan Rantai Pada Bahan Bakar

Salah satu sebab gagalnya pebakaran awal pada ketel uap akibat tidak tepatnya suhu atau temperatur pada bahan bakar yang menyebabkan tidak tercapainya viskositas yang diinginkan sehingga terjadi pembakaran yang tidak sempurna yang menyebabkan kegagalan pembakaran pada ketel uap.

Di dalam bahan bakar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang menjadi ukuran tingkat kualitas dari bahan bakar tersebut yaitu :

Komponen Kimianya dan Titik Aniline

Titik aniline berfungsi untuk mengetahui apakah bahan bakar tersebut mengandung banyak bahan bakar dengan ikatan siklis. Lebih tinggi titik aniline, lebih sedikit pula ikatan siklis yang terdapat pada bahan bakar. Perbedaan antara ikatan siklis dan ikatan rantai adalah sebagai berikut:

Bahan bakar dengan ikatan siklis

  • Berat jenis lebih besar
  • Antiknock dan tahap kompresi tinggi
  • Lebih banyak C daripada H
  • Nilai kalor lebih rendah
  • Lebih stabil dan kokoh

Bahan bakar dengan ikatan rantai 

  • Berat jenis lebih ringan
  • Lebih banyak H daripada C
  • Tidak tahan suhu tinggi
  • Nilai kalor lebih besar
  • Tidak stabil, karena pada pemanasan terjadi proses cracking

diagram Kondensasi cair


Keterangan Diagram

a-b Bila air dipanaskan sampai air itu menguap, kemudian didinginkan lagi, maka uap tersebut akan kembali menjadi air.

c-d-e Bila bahan bakar dengan dasar ikatan rantai dipanasi dari c ke d, kemudian bahan bakar tersebut didinginkan, garis kondensasi akan menyimpang ke e, artinya bahan bakar akan pecah menjadi beberapa jenis bahan bakar dan terdiri dari molekul-molekul ringan dan berat.

f-g Bila bahan bakar dengan dasar ikatan siklis  (gelang) dipanasi dari f-g, kemudian didinginkan, garis kondensasi akan mengikuti garis lama yaitu g-f.

Adapun jenis bahan bakar yang digunakan pada ketel uap di kapal adalah HFO yang mana jika dipanaskan lebih dari 100°C akan menyebabkan proses cracking yaitu akan mengeluarkan kadar air dan kadar aspal pada bahan bakar.


Kekentalan Viskosity

Kekentalan disebut juga viskositas. Untuk beberapa jenis bahan bakar sangat berbeda  satu dengan yang lain. Bahan bakar encer disebut bahan bakar dengan viskositas rendah dan bahan bakar kental disebut  bahan bakar viskositas tinggi. 


Berat jenis

Biasanya berat jenis ditentukan pada 20º/4oC, artinya berat jenis bahan bakar ditentukan pada suhu 20ºC dan air 4ºC sebagai kesatuan.
  Berat bahan bakar dalam piknometer pada 20°C
Jadi  BJ = -----------------------------------------------------------------
Berat air dalam piknometer pada 4°C
Berikut adalah tabel perbandingan dari SG, Viscositas dan temperatur.


Tabel perbandingan dari SG, Viscositas dan temperatur

Tabel perbandingan dari SG, Viscositas dan temperatur

Tabel menunjukkan beberapa jenis bahan bakar berdasarkan perbandingan SG, viscositas dan temperatur. Adapun yang digunakan di atas kapal adalah bahan bakar HFO jenis Navy II yaitu bahan bakar yang pada suhu 38°C memiliki viskositas sebesar 3500 sec. dan bahan bakar jenis ini mempunyai specivic gravity yaitu maksimum 1.0 pada 15°C atau dengan kata lain ≤ 1.0.

Pada saat terjadi kegagalan pembakaran pada ketel uap, suhu bahan bakar adalah 55°C dengan viscositas 1.500 sec sedangkan suhu normal adalah 60-85°C  dengan viscositas 675-2750. Hal ini dikarenakan diperlukannya butiran-butiran yang halus dari bahan bakar guna menjamin terjadinya pembakaran yang baik. 

Titik nyala atau titik bakar

Titik nyala atau titik bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar tersebut dapat terbakar. Pada bejana terbuka terdapat titik nyala yang lebih tinggi daripada bejana tertutup. Hal ini disebabkan konsentrasi gas pada bejana terbuka lebih kecil dan sebagian sudah ada di atmosfir. 

Menurut peraturan Inspeksi pelayaran, kapal hanya diperkenankan untuk menggunakan bahan bakar yang mempunyai titik nyala ≥ 55°C. Sedangkan pada peraturan Lloyd Register London menentukan titik nyala yang lebih tinggi yaitu        ≥ 65°C. Adapun titik nyala bahan bakar yang kami peroleh dari pihak bunker  adalah 200°F (93°C).
Naiknya temperatur mengakibatkan berkurangnya kekentalan cairan. Temperatur dan kekentalan cairan mempunyai hubungan yang sangat erat dalam pemilihan minyak yang akan digunakan. Untuk atomisasi bahan bakar, maka sangat perlu untuk memanaskan minyak yang memiliki viskositas yang tinggi.

Sangat penting untuk menspesifikasikan temperatur pada kekentalan bernilai berlainan  satu sama lain. Redwood viscocities bahan bakar ada yang bernilai 21, 38, 60, 94, 121°C, adapun  Fuel oil biasanya pada nilai 38°C.

Faktor yang dipengaruhi oleh viskositas adalah kecepatan bahan bakar yang melalui pipa, atomisasi (pengabutan bahan bakar), dan faktor kekotoran bahan bakar. Terjadinya kegagalan pembakaran awal pada ketel uap secara umum disebabkan oleh rendahnya suhu bahan bakar pada saat akan dilakukan pembakaran.     

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan. TERIMAKASI